Ojol Dulu dan Sekarang Kenapa Kami Seakan Diperah dan Digencet

Rabu, 21/05/2025 11:10 WIB
Ade Nugroho


Ojol Dulu dan Sekarang Kenapa Kami Seakan Diperah dan Digencet
Ojol Dulu dan Sekarang Kenapa Kami Seakan Diperah dan Digencet

mobilinanews (Jakarta) - Jakarta panas siang itu Dodi Mulya 45 tahun duduk di pinggir trotoar Gondangdia sambil menyeruput kopi dari gelas plastik Jaket hijaunya terbuka ritsleting setengah jalan Tangannya sibuk memeriksa layar ponsel menunggu notifikasi yang tak kunjung datang

Dodi bukan nama baru di dunia ojek online Sejak 2017 ia sudah mengenakan jaket mitra dan membawa penumpang dari titik ke titik Awalnya ojol hanya pekerjaan sampingan Sebagai petugas keamanan ia biasa menarik penumpang selepas jam kerja Tiga jam narik bisa dapat seratus ribu Bonus pun gampang diraih katanya Bahkan bisa sampai 180 ribu sehari

Namun semuanya berubah sejak ia memutuskan resign dan full time jadi pengemudi ojol pada 2018 Kini kondisi tak seperti dulu Untuk dapat uang seratus ribu ia harus bekerja dari pagi hingga sore Bonus pun turun drastis katanya Sekarang harus selesaikan 20 orderan baru dapat bonus dan itu cuma dua puluh ribu

Potongan Membesar Penghasilan Mengecil

Dodi mengeluh potongan dari aplikator semakin mencekik Dulu hanya 10 persen sekarang bisa sampai 30 persen tergantung jenis layanan dan program yang diikuti

"Orderan masuk Rp 10 ribu yang sampai ke saya cuma enam ribu" keluhnya

Ia merasa tertipu oleh janji manis dunia ojol Kini dengan tiga anak dan penghasilan yang tak menentu Dodi mengaku menyesal meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai satpam Dulu gajinya UMR sekitar tiga jutaan Sekarang rata-rata sebulan cuma dapat satu setengah juta Itu pun habis untuk kebutuhan harian Tak ada yang bisa ditabung

Penghasilan Menurun Program Aplikasi Membebani

Muhammad Andika 29 tahun punya cerita serupa Sejak 2019 ia bergabung sebagai driver ojol Awalnya penghasilan bisa mencapai 350 ribu per hari Sekarang paling tinggi 250 ribu itupun harus narik dari pagi sampai malam

Yang membuat Andika kecewa adalah banyaknya program berbayar dari aplikator Ada program Hemat yang wajib diikuti jika ingin dapat orderan rutin Biayanya bertingkat tergantung jumlah pesanan yang diselesaikan Dari tiga ribu untuk dua order sampai dua puluh ribu untuk delapan order lebih

"Kalau nggak ikut program itu kami susah dapat order Jadi ya terpaksa ikut Tapi kami yang bayar" katanya

Selain itu ada program Slot yang harus dibayar tiga ribu per sesi Kalau tidak ikut orderan yang masuk bisa dari lokasi yang jauh otomatis bahan bakar dan waktu jadi boros

Tarif Jalan Terasa Tak Masuk Akal

Andika bahkan pernah mencatat orderan pengantaran makanan senilai 91 ribu tapi ia hanya mendapat bayaran 8.500 untuk jasa antar Belum lagi potongan lainnya yang tak selalu transparan

"Customer bayar 17 ribu kadang 18 ribu Tapi yang saya terima cuma 10 ribuan Itu jelas lebih dari 20 persen potongannya Padahal aturan pemerintah maksimal 20 persen" ujarnya

Program program seperti Hemat Slot dan lainnya menambah tekanan bagi driver Seolah mereka diwajibkan bayar untuk bisa bekerja Padahal mereka bukan karyawan tetapi mitra

Ada Juga yang Melihat dari Sisi Lain

Putra Arda 23 tahun yang juga driver ojol sejak lima tahun lalu punya pandangan berbeda Menurutnya semua program ada sisi plus minusnya Jika ikut program Hemat ia bisa dapat penghasilan 300 ribu hanya dalam waktu 12 jam kerja Namun jika tidak ikut maka butuh waktu lebih lama untuk meraih angka itu

Putra yang masih kuliah jurusan IT juga mengkritisi potongan biaya aplikasi dan biaya tambahan untuk pelanggan Sebab biaya itu seharusnya sudah tercakup dalam potongan 20 persen ke driver

"Masak biaya pengelolaan software harus dibebankan ke pelanggan dan mitra juga 20 persen potongan itu sudah cukup besar harusnya dari situ bisa dikelola semua biaya operasional aplikator" tegasnya

Titik Didihnya Gerakan Driver

Kondisi ini akhirnya meledak dalam bentuk rencana aksi besar-besaran pada Selasa 20 Mei 2025 Para driver akan turun ke jalan menuntut perubahan Mereka minta potongan maksimal hanya 10 persen serta penghapusan program Aceng Hemat Slot dan sejenisnya

Tuntutan ini bukan tanpa dasar Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat DPR Adian Napitupulu menyatakan dukungannya bahkan siap memperjuangkan pemotongan tarif menjadi 10 persen

Menurutnya ada sekitar 20 juta jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ojek online Jika penghasilan mereka meningkat maka efeknya langsung terasa bagi kesejahteraan keluarga mereka

"Kalau palu diketok di Komisi V untuk tarif 10 persen itu artinya 20 juta orang bisa hidup lebih layak Apa yang membuat itu sulit direalisasikan" ujar Adian.

 

Tag

Terpopuler

Terkini