mobilinanews (Jakarta) - Ada beberapa alasan mengapa pasar otomotif di Indonesia tahun ini lesu. Salah satunya adalah stabilitas sosial dan politik di Tanah Air, terutama mengingat kondisi di Ibu Kota yang memanas akhir-akhir ini terkait politik pemilihan gubernur pada 2017 mendatang.
Dinamikan itu diakui Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy. Dirinya mengatakan awalnya Honda memprediksi pasar mobil pada 2016 bisa naik 5-10 persen dibanding tahun lalu. Pasalnya, modal banyak yang masuk ke Indonesia berkat kebijakan amnesti pajak pemerintah. Akan tetapi, kini mereka memperkirakan kenaikan 3-5 persen saja.
"Tadinya, dengan amnesti pajak, ada sedikit harapan. Tapi, belakangan, karena isu-isu politik tertentu kami memperkirakan beberapa bulan ke depan mungkin masih datar saja," ucap Jonfis, Kamis (24/11) saat di Pabrik Honda Karawang, Jawa Barat.
Jonfis juga melihat beberapa waktu belakangan memang ada sebagian kecil konsumen yang menunda pembelian mobil karena kondisi sospol terkini. Meski begitu, konsumen-konsumen yang menahan pembelian belum terlalu signifikan.
"Banyak konsumen yang tidak peduli dan tetap melakukan pembelian. Ada juga yang beli tapi mobilnya belum mau diambil atau diambil langsung, jadi dititip di dealer dulu. Mereka hanya menunda kirim saja," tambahnya.
Selain itu Jonfis juga berharap kepada pemerintah agar berusaha membuat kebijakan-kebijakan untuk menstabilkan kondisi politik serta hukum. "Mudah-mudahan enggak memanjang, karena kalau terus-terusan akan susah juga," tutup Jonfis. (Zhein)