mobilinanews (Jakarta) - Kejuaraan dunia motocross, MXGP di Pangkal Pinang, tinggal satu setengah bulan lagi. Crosser dan pengamat Motocross Indonesia mulai panik. Sebab, para crosser nasional yang nantinya turun sebagai wild-card membawa nama Indonesia di event itu belum lakukan persiapan sama sekali. Apa mau, crosser-crosser Tanah Air berkali-kali dioverlap pembalap dunia lainnya?
Kekhawatiran utama disampaikan Irwan Ardiansyah. Ia sangat paham, persaingan di kejuaraan dunia motocross MXGP sangat keras. Untuk itu, ia merasa persiapan pembalap yang akan turun di sana harus sangat matang. “Ini kejuaraan dunia. Nggak bisa main-main. Apalagi, saya dengar, 5 crosser kita yang diambil dari PowerTrack 2016, turun dengan nama Tim Indonesia,” komentar Dian, sapaan Irwan Ardiansyah.
Irwan mengangkat masalah persiapan untuk event ini minimal perlu waktu 4 bulan. Sementara, MXGP Pangkal Pinang akan digelar 5 Maret 2017. “Jadi, sudah pasti persiapan tim Indonesia sangat minim. Jangan kaget kalau pembalap-pembalap kita dioverlap lebih dari 3 kali,” ungkap Dian yang menyampaikan dari Amerika saat menemani putrinya Sheva Anella Ardiansyah berlatih di kejuaraan supercross di Amerika, minggu (21/01).
Kekhawatiran Dian diperkuat Aldi Lazaroni. Crosser asal Jogya ini salah satu dari 5 pembalap wild-card yang sudah pasti terdaftar sebagai wakil tim Indonesia. Aldi, Ivan Harry Nugroho dan Asep Lumkan akan turun di kelas MX1, pakai motor 450cc. Sementara M. Arjun Wicaksono, dan Andre Sondakh akan berlaga di kelas MX2, dengan motor 250cc. Belum lagi ada tambahan 5 crosser Indonesia yang akan tampil sebagai wild-card jatah tuan rumah.
“Saya jelas ketar-ketir. MXGP beda jauh dengan apa yang biasa kita jalani di Indonesia. Kita biasa balap ala supercross, sirkuit pendek-. MXGP sirkuitnya panjang. Buat yang turun di MX1, kami, di kejurnas hanya pakai motor 250cc. Kalau kita nggak pengin malu di MXGP, ya butuh persiapan, latihan sirkuit dan motor. Minimal 3 bulan,” papar Aldi.
Aldi mengacu pada pengalaman tim Thailand yang juga ikut di MXGP, menurunkan 2 pembalap nasional terbaik di Negeri Gajah Putih. “Tahun lalu, rata-rata mereka dioverlap 3 sampai 5 kali dalam satu moto. Padahal, persiapan mereka untuk ikut musim 2016, nyaris setahun,” urai adik Irwan Ardiansyah berusia 26 tahun itu.
Sebagai pembalap profesional, Aldi dan para crosser yang turun di MXGP nanti pasti punya persiapan pribadi. Tapi, dengan semua perbedaan dan level yang lebih tinggi, tak akan cukup. “Tim ini bawa nama Indonesia. Dan, setahu saya, organisasinya sudah dibuat lengkap. Masak, hingga sekarang belum coba motor yang akan dipakai. Hanya dengar pakai KTM. Tapi belum lihat wujudnya,” tutur Aldi.
Yah…, jangan ditunda lagi, deh. Siapkan meski hanya sisa waktu sebulan. Manfaatkan kelebihan kita sebagai tuan rumah. Kalaupun kali ini tidak maksimal, semoga jadi bahan pelajaran. Soalnya, kita punya kontrak event MXGP sampai 3 tahun ke depan. (Aries Susanto)