mobilinanews (Sentul) - Sentul Internasional Karting Circuit, Bogor, ramai bukan main pada Minggu (28/1/2018).
Selain sebagai seri pembuka Kejurnas Gokart ESHARK Rok Cup Indonesia 2018, juga event kejurnas perdana musim balap tahun ini. Jangan kaget juga ketika Sadikin Aksa, Ketum IMI Pusat juga tampak diantara penonton yang hadir.
Namun lebih menarik lagi hadirnya keluarga besar Ali Mohammad di tim Tanada Racing, tim gokart yang pernah malang melintang di kancah nasional, Asia dan dunia.
Selain Ali Mohammad sendiri, juga ada Zahir Ali, Meckel Ali serta tentu Firhand Ali tiga putranya yang pernah malang melintang di kancah gokart.
Mereka menunggui debut Qarrar Firhand, putra Firhand Ali yang mulai turun di kelas Cadet Rok.
"Qarrar, genap 7 tahun sehingga sudah boleh turun ke ajang balap. Sepanjang tahun lalu dia sudah di sini, tetapi hanya latihan. Karena umurnya belum cukup," ujar Firhand kepada mobilinanews.
Kenapa Qarrar begitu ditunggu-tunggu? Alasannya sederhana, generasi balap keluarga ini sempat vakum cukup lama. Terakhir, saat Zahir Ali berkiprah di ajang balap formula A1GP beberapa tahun lalu.
Sejak itu, dinasti balap gokart keluarga Ali seperti terputus. Sebelumnya dalam durasi relatif lama, Firhand Ali berkiprah di ajang gokart hingga Eropa.
Hampir 10 tahun merajai gokart nasional dan internasional, kemudian sang putra sulung ini harus terjun ke bisnis.
Estafet dilanjutkan Meckel Ali, anak nomor dua. Kurang dari satu dasawarsa setelah unjuk Gigi di level gokart Asia, kemudian Zahir Ali melanjutkan berkiprah.
Sayangnya, pada debutnya kali ini Qarrar tidak bisa menyelesaikan perlombaan di babak final. Dalam sebuah manuver menuju tikungan terakhir, di bawah rintik hujan, gokart yang dikendarainya melesat menerabas barrier pembatas sirkuit dari karet dan tak bisa melanjutkan.
Namun Qarrar tetap menggondol 2 trofi sebagai juara 2 Cadet Rok Newbie dan juara 3 Cadet Rok Rising Star. Penghitungan poin untuk kategori ini memang di babak prefinal.
"Nggak apa-apa, biasa balap (soal insiden Qarrar nabrak pembatas dan out). Qarrar baru 7 tahun sob. Tahun depan baru keliatan, tahun ini hanya jam terbang," ujar Firhand Ali.
Malah dengan Qarrar mengalami ini, lanjut Firhand, ada baiknya.
"Kalau langsung menang nanti gede kepala. Ini bikin dia lebih kerja keras. Jadi dia ada semangat mau menang," tegas Firhand.
Nggak cuma Firhand, opa Ali Muhammad, dan kedua pamannya : Meckel Ali dan Zahir Ali juga banyak memberi arahan kepada bocah pembalap, Qarrar yang baru duduk di kelas satu SD Al Azhar Pusat Jakarta ini.
Wah, Qarrar banyak mentornya nih. (Budsan)