mobilinanews.com (Tol Cikapali)
– Tol Cikopo – Palimanan (Cikapali) sepanjang 116,75 km telah diresmikan oleh
Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juni 2015. Meski demikian dari sejumlah
informasi, jalan tol yang memperpendek jarak tempuh 40 km di jalur Pantura ini
masih menyimpan sejumlah permasalahan (baca juga Berhati Hati Melaju Di Tol Cikapali). Padahal momen mudik
dan liburan Lebaran Idul Fitri 2015 terjadi kurang dari sebulan ke depan.
Berdasarkan penelusuran mobilinanews dari berbagai sumber,
hari pertama diresmikan tol Cikopo – Palimanan masih sepi. Ini terbukti
mayoritas mobil masih dapat melaju kencang. Bahkan banyak yang memacu kecepatan
di atas 140 km/jam. Padahal di sisi jalan sudah terpasang rambu peringatan
maksimal 80 km/jam dan minimal 60 km/jam. Hal ini tentu membahayakan, khususnya
ketika melintasi kondisi jalan yang terdiri dari dua lajur juga diwarnai dengan
jalanan yang menikung atau turunan dan tanjakan di beberapa titik.
Di hari pertama setelah peresmian dapat dilaporkan kondisi jalan
dari Jakarta hingga Kanci masih baik, meski titik-titik kemacetan masih
terjadi. Sayang kondisi jalan dari Kanci ke Pejagan masih belum diperbaiki
alias masih rusak.
Sementara di sisi kiri jalan banyak pula mobil boks dan truk
ringan yang melaju di bawah 60 km/jam. Perilaku dan gaya mengemudi yang berbeda
ini dapat mengundang bahaya yang cukup tinggi. Pasalnya jika ada dua mobil beriringan
yang melaju kencang di belakang kendaraan jenis mobil boks dan truk ringan itu,
akan sulit menghindar khususnya di kondisi jalan tikungan atau turunan.
Untuk mengatasi hal ini, ada dua hal yang bisa dilakukan,
yaitu menjaga kecepatan yang aman sesuai anjuran dan pihak yang berwenang dapat
segera melengkapi rambu lalu lintas yang memadai. Kelemahan lain dari kondisi
terkini di pintu tol Cikopo dan di pintu tol Palimanan adalah belum adanya jalur
pembatas yang jelas menjelang pintu keluar. Hal ini sangat berpotensi membuat
kendaraan saling serobot dan terjadinya penumpakan kendaraan di pintu tol.
Selepas pintu keluar tol Pejagan , pengguna jalan akan
langsung berhadapan dengan jalanan yang menyempit. Sama halnya dengan selepas
pintu keluar tol Cikopo, dimana pengguna jalan langsung berhadapan dengan titik
pusat kemacetan di ruas tol Cikampek – Jakarta. Hal ini sangat berpotensi
menjadi pusat kemacetan akut di saat puncak arus mudik dan arus balik.
Selepas keluar pintu Pejagan, pengguna kendaraan tidak punya
alternatif jalan buat menghindari pertigaan tanpa lalu lintas dan perlintasan
kereta api. Belum lagi kondisi jalan menuju arah Purwokerto masih dibuka tutup,
karena ada perbaikan beton.