mobilinanews (Inggris) - Dengan asumsi serangan Covid-19 mulai kendur sekitar Juni nanti, maka balap F1 musim 2020 diharapkan bisa mencapai 18-19 putaran dari semestinya 22 race.
Dimulai pada Juli dengan format balap tanpa penonton di Eropa.
Sebelumnya komentator F1, Olav Mol melontarkan ide untuk menggelar 8 seri khusus di beberapa negara Eropa. Tak lain untuk mengatasi masalah transportasi dan logistik yang saat ini jadi kendala besar.
Format itu tampaknya kena di hati Ross Brawn, Managing Director Formula One Management yang juga jadi tangan kanan Chase Carey di Liberty Media.
Gelar balapan awal di Eropa jelas memudahkan perjalanan dan pasokan logistik. Hanya saja solusi itu diperkuat oleh Brawn dengan konsep tanpa penonton karena social distancing diperkirakan masih akan berjalan hingga Agustus.
Jumlah balapan yang dihelat tak harus 8 jika tidak memungkinkan. Bisa menggelar 6 saja sudah oke sepanjang Juli dan Agustus.
"Seluruh pembalap dan kru akan dibawa ke sirkuit dengan transportasi khusus. Diperiksa ketat kesehatannya untuk memastikan tak ada resiko," kata mantan Direktur Teknik Ferrari dan team owner Brawn GP (cikal bakal tim Mercedes) itu.
Balapan ini, katanya, akan disiarkan langsung sehingga fans F1 di seluruh dunia bisa menikmatinya lewat tayangan televisi seperti biasanya.
"Ini justru bagus karena jutaan orang saat ini berada di rumah masing-masing. Ini akan jadi hiburan tersendiri untuk mendukung program #StayAt Home," ungkap Brawn.
Jika program awal itu berjalan, seiring dengan redanya wabah Corona, maka dalam kurun waktu September hingga Desember bisa digelar rata-rata 3 balapan per bulan.
"Bisa dalam bentuk triple header, bisa dengan satu race kemudian istirahat dan disusul dengan dua race beruntun. Bisa juga dengan cara menggelar 2 race (Sabtu dan Minggu) dalam satu seri. Mana yang diambil tergantung kondisi," lanjutnya.
President FIA Jean Todt yang juga mantan petinggi Ferrari dengan posisi Team Principal menyambut baik gagasan sohibnya itu.
Apalagi itu sejalan dengan harapan FIA agar musim kompetisi 2020 tak berlanjut hingga januari 2021 seperti wacana terdahulu.
Sayangnya Todt rada pesimis soal balapan tanpa penonton. Ia ragu soal minat para promotor lokal.
"Itu mungkin aman buat promotor untuk menggelar lomba. Tapi mungkin saja tak meminatinya karena sebuah perlombaan haruslah meriah dan penuh perayaan," kata Todt.
Sebuah keraguan yang bisa jadi tak elok diucapkan orang nomor satu FIA itu dalam situasi saat ini.
Bukannya mencari jalan, misalnya membagi keuntungan hak siar TV buat promotor lokal yang kehilangan penonton di sirkuit atau solusi lain yang progresif.
Hmm, wajar kalau Sang Presiden dicela terus oleh komunitas F1 mulai dari dugaan intervensinya soal kasus mesin Ferrari 2019 yang tak sesuai regulasi, ketidakhadirannya di GP Australia yang penuh kemelut, dan juga soal ketidaktegasan FIA soal budget cap yang terus berlarut. (rnp)