mobilinanews (Inggris) - Kemenangan perdana Max Verstappen (Red Bull) di Silverstone sekaligus perdana di musim 2020 rupanya ilegal di mata Lewis Hamilton. Terang-terangan pembalap Mercedes itu ungkap kecurigaannya.
Kalah akibat salah strategi ban membuat Hamilton keok hingga 11 detik di garis finish, Minggu (9-9-2020). Ini kekalahan pertama Mercedes dari 5 race yang sudah dihelat. Tiga diantaranya dimenangkan Hamilton, satunya buat Valtteri Bottas.
Hamilton mempertanyakan legalitas tekanan angin pada ban yang digunakan Verstappen. Ia menuduh driver Belanda itu berbuat curang.
"Ia pasti mengubah tekanan angin pada bannya, atau hal semacam itu," tuding Hamilton.
Tudingan yang tentu serius karena tekanan angin pada ban punya regulasi sendiri. FIA selaku pemilik aturan pun senatiasa mengontrol hal itu. Mereka bahkan bisa melacak tekanan ban setiap pembalap saat real time sehingga tuduhan Hamilton sebenarnya bisa langsung terjawab. Tapi, faktanya, hingga beberapa saat usai race belum ada konfirmasi apapun dari FIA.
Yang jelas Pirelli selaku pemasok ban memang membuat kebijakan baru soal tekanan angin di seri kedua beruntun di Silverstone. Pasalnya pada race pekan lalu di trek sama, Mercedes dan banyak pembalap lain mengalami kendala pada bannya. Sebagian hancur seperti dialami Bottas dan membuatnya gagal masuk di zona poin 10 Besar.
"Khusus untuk 70 Anniversary GP kami menyiapkan senyawa baru. Tekanan angin ban depan akan naik 2 psi. Untuk ban belakang naik 1 psi," ucap Mario Isola, Direktur Motorsport Pirelli.
Hal itu, katanya, untuk mengantisipasi terulangnya kejadian sebelumnya. Sayangnya Mercedes tetap saja terkendala. Pakai ban medium di awal balapan, Bottas sudah mengeluh ada yang tak beres pada ban meski baru laju 6 putaran. Hal sama kemudian terjadi pada Hamilton yang juga menggelinding dengan ban bergaris kuning itu. Karena itu keduanya harus masuk pit lebih awal dan menjadi cikal bakal kekalahan menghadapi Verstappen yang masuk lomba dengan ban berkompon keras.
Pirelli belum menanggapi tudingan Hamilton. Tapi, dalam hal ini, memang seharusnya FIA lewat utusannya sebagai pengawas lomba yang harus menjawab. Mereka yang punya data. Tinggal dibuka untuk pembuktian. Karena, pembalap sekelas Hamilton tentu juga tak sembarangan melontarkan tuduhan. (rnp)