mobilinanews (Swiss) - Mantan supremo Formula One atau F1 Bernard 'Bernie' Ecclestone belakangan acap berkomentar soal F1 di media. Meski sudah berusia 95 tahun, instingnya masih tajam seperti dulu..
Salah satu contohnya adalah rivalitas Lando Norris (Inggris) dan Oscar Piastri (Australia) di tim McLaren yang kini berjuang berebut gelar 2025 dengan selisih hanya 1 poin. McLaren tetap bilang tak ada team order, dan kedua pembalapnya punya hak dan kesempatan yang sama.
Tapi, sejak 6 bulan lalu saat Piastri selalu unggul atas Norris, Ecclestone bilang diam-diam nantinya McLaren akan prioritaskan Norris menjadi juara dunia. No team order hanya slogan.Tak lain karena ia driver Inggris dalam tim Inggris, dan itu punya dampak bisnis dan imej yang berbeda dengan Piastri.
Faktanya kini setelah Norris balik unggul 1 poin di saat Piastri tak kompetitif dalam 5 balapan terakhir sejumlah pengamat menilai hal yang sama bahwa Norris sepertinya akan didorong dan diutamakan menjadi juara dunia.
Enam bulan lalu pernyataan Ecclestone dianggap kontroversial.
Sedikit kilas balik, bahwa kontroversi semacam itu adalah 'jualan' Ecclestone saat menjadi pemilik hak komersial selama 4 dekade di F1. Ia tak hanya menentukan negara atau sirkuit penyelenggara seri balap F1, sponsor, hak siar televisi dan regulasi tapi juga mengatur bursa pembalap semata untuk menghidupkan nilai F1 sebagai balapan yang menghibur. Tak jarang juga mengatur drama yang dibangun lewat pertikaian para pembalap utama.
Banyak kontroversi yang justru sengaja ia ciptakan agar publisitas F1 selalu mendapat rating teratas dan berkesinambungan.
Tak dipungkiri kalau Ecclestone adalah figur utama di belakang layar yang membawa F1 sampai pada tahap sekarang ini sebagai bisnis global yang memutar ratusan miliar USD setiap tahunnya.
"Uang tidak pernah menjadi motivasi. Selalu tentang ide dan kendali," kata konglomerat Inggris itu.
Ecclestone pensiun dari F1 pada 2017 setelah menjual haknya kepada Liberty Media dengan nilai 8 miliar USD (jika dikalikan Rp 16.600 per USD maka itu jumlahnya sekitar Rp 132,8 Triliun).
Usai pensiun sang supremo yang berulang tahun ke-95 pada 28 Oktober lalu lantas pindah ke Brasil dan hidup dengan istri mudanya asal negara tersebut, Fabiana yang kini berusia 49 tahun. Mereka membuka perkebunan dan peternakan yang besar.
Namun saat Fabiana hamil tua, Ecclestone memboyongnya ke Swiss karena ingin anaknya nanti lahir, tumbuh dan besar di Eropa.
Dan, ia sangat bahagia ketika Fabiana memberinya anak lelaki yang diberi nama Ace ketika usia Ecclestone sudah menyentuh angka 90. Saat itu Ecclestone bilang, "Saya tenang sekarang. Setidaknya jika nanti saya sudah tak ada, ada yang menemani dan menjaga Fabiana."
Sekarang Ace sudah berusia 5 tahun. Tumbuh normal sebagaimana anak di sekitarnya dan sekolah khusus sehingga ia menguasai Bahasa Inggris, Portugis, Swiss dan Jerman.
"Ace anak yang luar biasa. Ia cerdas dan ingin tahu segala macam," ucap Ecclestone kepada media Bild.
Keseharian Ecxlestone terbilang unik pada saat ini dan mungkin satu-satunya ayah yang punya anak tertua berusia 70 tahun dab anak bungsu berusia 5 tahun. Mereka adalah Deborah, anak Ecclestone dsri istri sebelumhya dan tetap tinggal di Inggris. Si Bungsu ya Ace itu.
"Ini sungguh luar biasa. Anda melihat pertumbuhan anak tertua dan termuda Anda dan menyadari betapa banyak yang telah terjadi di antara mereka," imbuh Ecclestone menggambarkan sosok Deborah yang lebih tepat menjadi nenek Ace ketimbang menjadi kakak, karena selisih usia yang begitu besar.
Uniknya, Ecclestone dan istrinya ingin sekali Ace tumbuh menjadi pria yang 'sederhana' yang lebih mengutamakan kebersamaan bersama keluarga ketimbang menikmati harta yang bejibun. Memilih tinggal di pinggiran kota pegunungan Gstaad, Swiss, dengan pemandangan langsung ke Alpens. Jauh dari hiruk pikuk teknologi.
Karena itu Ecclestone menjual dua kapal pesiar yang super mewah karena toh hanya dipakai beberapa hari saja dalam setahun. Ia juga menjual koleksi istimewanya berupa 69 unit mobil F1 yang masing-masingnya merefleksikan perjalanan sejarah F1 sebagai ajang olahraga dan pengembangan teknologi).
Seluruh koleksi mobil F1 itu dilego kepada Mark Mateschitzt, penerus dinasti Dietrich Mateschitzt yang membangun kerajaan bisnis Red Bull. Harga seluruhnya 663 juta USD.
Menurut Ecclestone, Mark adalah orang paling tepat untuk meneruskan warisan bersejarah itu. Terlebih karena figur paling berpengaruh di Red Bull itu akan membuat museum khusus F1 dan terbuka untuk umum.
Dalam usia 95 tahun dan masih energik, dipastikan masih akan ada kisah-kisah menarik tentang Ecclestone. Tak lain karena masih banyak media yang menyambanginya, baik saat 'mengasingkan ' diri jadi peternak di Brasil maupun kini menyepi di Swiss. (r)