mobilinanews (Jakarta) - Rabu 9 Desember besok, untuk kali pertama akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerag (Pilkada) Setentak. Namun karena mobilinanews bukan media politik, maka yang akan dibahas adalah pemilihan Ketua Umum PP IMI yang akan dilangsungkan, Jumat, 18 Desember di Hotel Borobudur, Jakarta.
Syukurlah, dengan majunya Prasetyo Edi Marsudi atau yang akrab dipanggil Pras, maka kemungkinan terjadi aklamasi menjadi batal. Artinya, azas demokrasi dalam pemilihan ketum IMI dapat tetap terjaga.Dengan majunya Pras dan Ikin (sapaan akrab dari Sadikin Aksa), sudah seharusnya disambut gembira seluruh insan olahraga bermotor di Indonesia. Karena keduanya dapat dikatakan merupakan "orang dalam" dari olahraga motorsport.
Setelah kepemimpinan Tommy Soeharto, IMI sudah 20 tahun dipimpin oleh "orang luar". Sebut saja Bob RE Nasution (2 periode), Ari Batubara (2 periode) dan Komjenpol (Purn) Nanan Sukarna. Boro-boro tahu masalah IMI, ikut reli atau balap saja juga tidak pernah.
Dari kedua kandidat inilah kita sekarang boleh berharap banyak. Siapapun yang akan memenangkan pemilihan ini adalah sama sama kerabat, sahabat bahkan saudara kita.
Jika ketuanya orang dalam, tentu susunan kabinetnya juga orang dalam semua. Tidak seperti selama 20 tahun terakhir ini, banyak pengurus yang tidak kita kenal. Karena orang-orang tersebut adalah cukong-cukong yang membiayai kemenangan kandidat ketum IMI tersebut.
Ternyata para cukong tersebut juga harus diberi kursi, tak ubahnya seperti dalam Pemilu politik Saja. Yang membuat kondisi lebih parah, para cukong tersebut juga menitipkan orang orangnya yang juga tidak tahu apa- apa ikut duduk dalam kepengurusan IMI.
Orang- orang tersebutlah yang menghambat kemajuan IMI selama ini. Maka dengan kandidat orang dalam diharapkan tidak terjadi money politic yang selama ini sudah terjadi. Tanpa money politic tidak perlu ada cukong. Tak ada cukong, tak ada titipan anggota kabinet yang bloon bloon.
Yang kita harapkan adalah susunan kabinet PP IMI yang mempunyai semangat kerja-kerja dan kerja!
Satulagi yang diharapkan dari kedua kandidat ini ialah tidak perlu obral janji. Tidak usah berkhayal dan memberikan PHP (Pemberi Harapan Palsu), seperti : akan menggelar F1, membuat sirkuit di seluruh provinsi atau membuat kantor IMI.
Karena kita semua sudah paham bahwa janji-janji seperti itu adalah hanya pepesan kosong belaka. Cukuplah berjanji bahwa pengurus IMI tidak akan berbisnis dalam IMI, tidak akan mempunyai klub atau event organizer untuk melaksanakan kejuaraan balap.
Berjanji untuk melaporkan keuangan secara terbuka sebulan sekali, menjalankan kejurnas sesuai jadwal dan lain lain. Program yang nalar saja itu sudah cukup.
Ok kita tunggu saja siapa yang yang akan menjadi IMI 01 pada 18 Desember mendatang. Semoga yang terbaik yang akan keluar sebagai pemenang.