mobilinanews (Jakarta) – Musyawarah Nasional (Munas IMI) yang dilangsungkan di Flores Room Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (18/12) berlangsung deadlock alias buntu.
Itu setelah kubu Pras tidak mau mengikuti sidang Paripurna ketiga untuk memilih calon ketua umum PP IMI yang baru. Alasannya, agenda pemilihan ketua umum IMI dilangsungkan dengan sistem terbuka.
“Mana ada sidang pemilihan manusia berlangsung terbuka. Bisa berantem dong nanti kami sesama dari Pengprov IMI Sumatera. Ini yang saya sebut kubu sana terlalu memaksakan harus menang, dengan segala cara,” ujar Agung Nugroho, ketua Pengprov IMI Riau.
Dalam sejarah Munas IMI, lanjut Agung, tidak pernah ada pemilihan ketua IMI berlangsung terbuka. Kenapa sekarang diadakan?
“Tetapi kenapa ini dipaksakan terbuka? Jadi ini memang sudah diskenariokan sejak awal. Munas IMI jadi penuh rekayasa,” kata A Judiarto, ketua IMI DKI.
“Kami ini mencintai IMI. Ke sini mau cari teman. Tapi suasana sidang dan Munas yang di dalam tidak mencerminkan itu. Kami sebagai pelaku motorsport senior Indonesia kecewa sekali dengan rekayasa-rekayasa ini,” kata Adiguna Sutawa, mantan ketua IMI DKI.
Maka itu, saat sidang paripurna 3 berlangsung, Pras dengan diikuti pendukungnya dan didampingi Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo masuk menyerahkan tanda tangan 13 pengprov yang walk out dari Munas IMI.
“Kami menyatakan WO dan akan menggugat ke badan arbitrase menyatakan bahwa Munas IMI tidak sah karena penuh rekayasa. Kami tidak mengakui adanya Munas IMI ini,” ujar Prasetyo Edi Marsudi.
Di lobi utama yang dikuasai pendukung Pras, tampak tokoh-tokoh motorsport nasional. Dari Ria Sungkar, Adiguna Sutowo, Bambang Gunardi, Bambang Sudirdja, Dolly Indra Nasution dan lain lain tampak memberi support kepada Pras.
Sesekali juga terdengar yel-yel dari pendukung Pras. “86 yesss..”. Selanjutanya Pras meninggalkan arena Munas di Hotel Borobudur.