mobilinanews (Jakarta) – Dalam Munas IMI 2015 yang akhirnya dimenangi Sadikin Aksa secara aklamasi, mengundang banyak pertanyaan bagi jurnalis yang datang meliput di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (18/12) malam.
Pasalnya, Ikin yang mengusung slogan melakukan perubahan melalui peningkatan komunikasi baik internal maupun eksternal dengan asas keterbukaan, justru tidak terbuka dengan pewarta berita yang sudah datang sejak Jumat pagi (18/12).
Panitia pelaksana selain menutup erat pintu masuk tempat pelaksanaan Munas, juga menutup rapat segala perkembangan informasi dari dalam ruang sidang.
“Maaf mas wartawan tidak diperkenankan meliput ke ruang sidang, Hanya untuk ketua Pengprov saja,” papar panitia yang bertugas melayani absensi wartawan kepada mobilinanews.
Sang panitia hanya berujar, silahkan mencari liputan dari luar ruang sidang. Sementara semua pihak yang ditanya jurnalis tidak memberikan keterangan yang cukup dalam.
Lucunya lagi, jelas dalam sign board yang terdapat di bagian kiri meja registrasi terdapat informasi ID- Card media adalah salah satu pihak yang mendapatkan akses untuk meliput jalannya Munas VIII ini.
Satu-satunya informasi yang didapat mobilinanews mengenai perkembangan di ruang sidang, berasal dari panitia bidang keamanan yang enggan disebutkan identitasnya.
“Di dalam suasananya menegangkan. Saya tidak tahu pasti kenapa teman-teman (jurnalis yang tidak diperkenankan masuk) dilarang mengikuti sidang. Kan sudah selayaknya media menjadi saksi pelaksanaan munas seperti Munas – Munas sebelumnya. Tapi sepengetahuan saya, di dalam ada kok jurnalis yang meliput, terlihat dari id yang dipakai,” ungkap pria tersebut.
Dari keterangannya, setidaknya ada sekitar 6 jurnalis (yang menggunakan tanda pengenal media) yang berada di ruang sidang. Menurut info yang didapat, media-media yang dapat akses ke ruang sidang adalah jurnalis yang diundang secara khusus oleh Sadikin Aksa .
Bagaimana nih, katanya kedepankan keterbukaan? Dari dulu juga sudah begitu, Sadikin selalu banyak bohongnya. Makanya banyak yang pesimis IMI di bawahnya bakal bisa maju. Yang ada, makin terpuruk seperti 4 tahun ini di mana Sadikin menjabat sebagai waketum. (Teks Aditya Oka)
Pasalnya, Ikin yang mengusung slogan melakukan perubahan melalui peningkatan komunikasi baik internal maupun eksternal dengan asas keterbukaan, justru tidak terbuka dengan pewarta berita yang sudah datang sejak Jumat pagi (18/12).
Panitia pelaksana selain menutup erat pintu masuk tempat pelaksanaan Munas, juga menutup rapat segala perkembangan informasi dari dalam ruang sidang.
“Maaf mas wartawan tidak diperkenankan meliput ke ruang sidang, Hanya untuk ketua Pengprov saja,” papar panitia yang bertugas melayani absensi wartawan kepada mobilinanews.
Sang panitia hanya berujar, silahkan mencari liputan dari luar ruang sidang. Sementara semua pihak yang ditanya jurnalis tidak memberikan keterangan yang cukup dalam.
Lucunya lagi, jelas dalam sign board yang terdapat di bagian kiri meja registrasi terdapat informasi ID- Card media adalah salah satu pihak yang mendapatkan akses untuk meliput jalannya Munas VIII ini.
Satu-satunya informasi yang didapat mobilinanews mengenai perkembangan di ruang sidang, berasal dari panitia bidang keamanan yang enggan disebutkan identitasnya.
“Di dalam suasananya menegangkan. Saya tidak tahu pasti kenapa teman-teman (jurnalis yang tidak diperkenankan masuk) dilarang mengikuti sidang. Kan sudah selayaknya media menjadi saksi pelaksanaan munas seperti Munas – Munas sebelumnya. Tapi sepengetahuan saya, di dalam ada kok jurnalis yang meliput, terlihat dari id yang dipakai,” ungkap pria tersebut.
Dari keterangannya, setidaknya ada sekitar 6 jurnalis (yang menggunakan tanda pengenal media) yang berada di ruang sidang. Menurut info yang didapat, media-media yang dapat akses ke ruang sidang adalah jurnalis yang diundang secara khusus oleh Sadikin Aksa .
Bagaimana nih, katanya kedepankan keterbukaan? Dari dulu juga sudah begitu, Sadikin selalu banyak bohongnya. Makanya banyak yang pesimis IMI di bawahnya bakal bisa maju. Yang ada, makin terpuruk seperti 4 tahun ini di mana Sadikin menjabat sebagai waketum. (Teks Aditya Oka)