mobilinanews (Jakarta) – Tol Cipali (Cikampek, Cikopo, Palimanan) adalah salah satu fenomena yang terjadi selama rentang tahun 2015. Cipali yang merupakan tol terpanjang (116,75 km)di Indonesaia kehadirannya menuai banyak kisah. Jalan tol ini persiapkan pemerintah guna menyambungkan lintas Jakarta hingga Brebes Jawa Tengah yang saat itu dikejar pengerjaannya guna persiapan arus mudik lebaran 2015.
Dalam persiapan yang terkesan terburu-buru guna mecairkan konsentrasi kemacetan di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) yang diprediksi kepadatannya dimulai sejak minus 10 (8/7) menuai banyak komentar baik positif maupun negatif.
Minimnya penerangan jalan, fasilitas rest area yang kurang memadai serta minimnya rambu jalan adalah beberapa kekurangan yang dimiliki Cipali kala itu. Minimnya rambu, jalan yang mulus namun sedikit penerangan lah yang dituding sebagai salah satu alasan kerap terjadinya peristiwa kecelakaan tunggal hingga terbakarnya beberapa mobil penumpang yang melintas di Cipali.
Saat mulai diberlakukannya Cipali, akses bebas hambatan yang dimulai dari Cikampek dan berakhir di Pejagan awalnya dijadikan sebagai solusi pengurai kemacetan, eh malahan menjadi titik macet terpanjang selama terlaksananya mudik Lebaran 2015 karena hampir semua pemudik tumpah ruah ke Cipali dalam waktu yang bersamaan.
Saat mobilinanews melakukan Road Test Tol Cipali bersama VKOOL, terpantau langsung kondisi sebenarnya dari tol yang menjadi trending topic sejak bulan Juli 2015. Bila dibandingkan dengan kondisi landasan (jalan) tol lainnya, Cipali tergolong jauh lebih baik dan sangat minim titik jalan bergelombang.
Namun memang diakui, kondisi aspal nan mulus inilah yang membuat pengendara yang sedang bereforia dengan Cipali terlena untuk geber gas dan tidak fokus memperhatikan kecepatan.
Selain itu garis kejut juga belum tersedia untuk menyadarkan pengemudi yang terlena. Kondisi rest area pun demikian, saat itu hanya ada 1 rest area km 102 yang lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan rest area lain yang difungsikan seadanya. Kendala kehabisan bensin di jalan juga merupakan salah satu kisah yang kerap terjadi di tol ini.
Setelah beberapa bulan berselang, mobilinanews kembali berkesempatan merasakan Tol terheboh di 2015 ini. Hampir keseluruhan rest area telah lengkap fasilitas dan berfungsi dengan baik, begitupun dengan hadirnya beberapa titik garis kejut yang meskipun dirasakan kurang banyak. Secara keseluruhan tol Cipali bisa dikatakan sukses menjadi solusi kemacetan meskipun belum tentu efektif saat banyak pengendara mobil yang secara bersamaan menyerbu Cipali.
Kisah terbaru dari Cipali terjadi saat libur Natal lalu (24-28/12). Kegagalan pemerintah khususnya perhubungan darat, tidak mengantisipasi libur panjang tersebut, hal ini menyebabkan banyak orang mengeluhkan kemacetan yang terjadi, salah satunya sepanjang Cipali. Dan buntut kemacetan ini, berbuah pada keputusan mengundurkan diri, Dirjen Kementrian Darat Kemenhub, Djoko Sasono.
Fenomena Cipali sejak awal difungsikan hingga stuk nya Cipali karena libur Natal lalu, menjadi sebuah catatan tersendiri di 2015. Akankah kehadiran Cipali tetap akan menjadi solusi jitu guna memudarkan tradisi macet panjang yang kerap terjadi di sepanjang Pantura? Jika angka populasi kendaraan baik motor maupun mobil terus meningkat, rasanya Cipali belum tentu menyelesaikan masalah, kita lihat saja perkembangannya di mudik lebaran 2016.
Sejak awal kehadiranya Cipali selalu membuahkan kisah baru, salah satunya disebabkan banyak orang bereforia