mobilinanews (Jakarta) – Apa hasil mediasi antara Sadikin Aksa dan Pengprov DKI Jakarta? Nihil alias tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Pasalnya, dua belah pihak tetap pada pendiriannya masing-masing di kantor KONI Pusat Senayan, Jakarta, Jumat (5/2) siang.
Sadikin Aksa selaku ketua umum PP IMI terpilih didampingi Ahmad Syahroni selaku wakil ketua umum PP IMI. Sedang A Judiarto selaku penggugat dari IMI DKI didampingi Ngatino selaku penasehat hukum.
Sadikin bersikukuh bahwa dia mendapat mandat sebagai ketua umum PP IMI pada Munas IMI di Hotel Borobudur, Jakarta, 18 Desember lalu. “Jadi saya sah sebagai ketua umum PP IMI,” ujar Sadikin.
Justru itu yang digugat Pengprov IMI DKI karena Munas IMI dilangsungkan dengan banyak pelanggaran.
“Setelah mempelajari proses Munas IMI, saya menemukan banyak pelanggaran AD/ART IMI mapun KONI. Makanya Munas tersebut cacat hukum,” ujar Ngatino yang berpengalaman menangani kasus perselisihan cabang olahraga anggota KONI.
Diantaranya belum adanya laporan Badan Pengawas soal laporan keuangan menjelang Munas IMI, adanya 6 Pengprov IMI belum dilantik yang dibolehkan memiliki hak suara, kandidat ketum IMI yang jadi ketua panitia Munas (Steering Committe) meski kemudian diralat per 10 Desember hingga memaksakan voting terbuka yang tidak pernah dilangsungkan sepanjang sejarah IMI berdiri.
“Ketika kubu Pak Pras mendatangi meja pimpinan sidang pleno dan menyatakan walk out dengan tanda tangan Pengprov IMI pendukungnya, itu semata menghindari bentrokan 2 kubu dalam sidang. Dan juga menyatakan akan melanjutkan proses ke KONI Pusat,” lanjut Ngatino.
Karena masih belum ada titik temu, pihak KONI Pusat akan memberi kesempatan mediasi kembali dengan langsung akan mempertemukan Sadikin dengan Prasetyo Edi Marsudi.
Namun melihat dua pihak yang sama-sama ngotot, tampaknya mediasi itu tidak akan membuahkan hasil diharapkan.
Apalagi Prasetyo Edi Marsudi telah menyatakan sikapnya. Kalaupun masih ada peluang mediasi, pihaknya akan mendorong untuk terlaksananya Munas IMI ulang.
“Munas IMI ulang, namun dilangsungkan secara demokratis dan fair, siapa pun pemenangnya kami akan terima lapang dada,” tukas Pras.