mobilinanews (Jakarta) - Prasetyo Edi Marsudi mengaku akan berdoa dan sholat minta petunjuk agar Sadikin Aksa tersadar. Bahwa saat ini dia belum definitif sebagai ketua umum PP IMI.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sadikin Aksa ngotot bahwa dia adalah ketum PP IMI yang sah karena telah mendapat mandat secara aklamasi pada Munas IMI pada 18 Desember lalu di Hotel Borobudur, Jakarta.
Padahal sampai sekarang KONI Pusat sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia tidak melantik selama belum menyelesaikan mediasi dengan pihak penggugat IMI DKI dan Prasetyo Edi. Pasalnya, pada Munas IMI lalu terjadi banyak pelanggaran yang dilakukan secara sistematis.
"Maka itu KONI Pusat belum mau melantik. Itu perlu dicermati kenapa bisa begitu. Saya juga pasti akan datang kalau diminta mediasi. Tapi opsinya hanya satu, Munas IMI ulang diselenggarakan dengan demokratis dan fair," ujar Pras pada acara "Menyikapi Kondisi IMI Untuk Kemajuan dan Kebersamaan" di Horel Aryaduta, Kwitang, Jakarta, Jumat (6/2).
Menurut Pras, Ikin -sapaan Sadikin- mestinya tidak perlu takut untuk melakukan Munas IMI ulang kalau yakin diberi mandat Pengprov IMI. Apalagi saat dipilih secara aklamasi itu Ikin didukung lebih dari separoh dari seluruh Pengprov IMI se-Indonesia.
"Munas IMI ulang itu saya anggap solusi terbaik. Kalau di Munas ulang yang diselenggarakan secara demokratis dan penuh kebersamaan Ikin yang menang, saya pasti hormat dan mendukung dia. Sederhana kan," lanjut pria yang juga Ketua DPRD DKI itu.
Sementara itu Ngatino SH selaku kuasa hukum penggugat keabsahan pengurus PP IMI di bawah Sadikin Aksa mengatakan, satu Pengprov IMI saja dicurangi secara sistematis dalam proses Munas IMI maka produknya cacat hukum.
"Apalagi ini ada 13 Pengprov IMI pendukung Pak Pras yang memilih walk out dari Munas demi menghindari bentrokan yang pasti terjadi jika tidak memilih WO. Dan memilih jalur mediasi ke KONI Pusat sebagai induk organisai olahraga IMI," ungkap Ngatino.
Bagaimana kalau tidak tuntas di mediasi? Menurut Ngatino, jalur selanjutnya ya ke Badan Arbitrasi Olahraga Indonesia (BAORI).
Ditambahkan Ngatino SH, pihaknya juga akan mengadukan tim Penjaringan caketum IMI ke Polda Metro Jaya atas penipuan Rp 100 juta untuk pendaftaran ketum IMI.
"Setelah kami pelajari di AD/ART IMI dan KONI, tidak ada klausul tentang setor Rp 100 juta sebagai syarat pendaftaran caketum cabang olahraga. Ini termasuk pasal penipuan," ujar pria yang telah berpengalaman menangani konflik cabang olahraga.
Dalam acara di ball room Hotel Aryaduta tersebut Pras menenuhi janjinya untuk menghadirkan para senior otomotif Indonesia dan mantan pengurus IMI diantaranya Dolly Indra Nasution, Bambang Gunardi, Helmy Sungkar, Ria Sungkar, Nuri Salmun, Frederik Muladi hingga Anto Bambang Utoyo.
Tak hanya itu, juga hadir para pengurus Pengprov IMI pendukung Pras di Munas IMI lalu yang jumlahnya makin bertambah.
Bagaimana babak berikutnya ya?