mobilinanews (Jakarta) – Pada hari ini Selasa (31/5), Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) kembali melakukan persidangan kasus Munas IMI 2015 di gedung KONI Pusat, Jakarta.
Sidang kali ini kembali menghadirkan saksi-saksi yang dianggap kompeten dimintai keterangan. Dan diperkirakan 2 persidangan lagi, sudah akan diambil keputusan.
Terlepas persoalan itu sudah ditangani Baori, dokter Bagus Mahayasa yang mantan ketua umum Pengprov IMI Bali dua periode menilai bahwa kedua belah pihak harus mengedepankan rekonsiliasi.
“Damai itu indah. Lagipula apa sih yang dicari? Kan sama-sama kepingin memajukan otomotif di Indonesia. Soal sekarang sudah masuk Baori, ya harus mengedepankan kepala dingin. Demi kemajuan IMI tercinta,” ujar Dokter Bagus kepada mobilinanews.
Menurut Dokter Bagus, tidak ada kata terlambat untuk bersatu. Caranya? “Saling mengakomodir saja. Kalau misalnya ketumnya Pak Sadikin, ya Pak Prasetyo sebagai ketua dewan pembina. Atau sebaliknya. Atau mengakomodir semua pihak yang berkompeten dalam kepengurusan,” ungkapnya.
Indikasi negatif terpecahnya komunitas otomotif yakni dengan munculnya event tanpa label kejurnas namun memperbutkan Menpora Cup dan berlangsung sangat meriah. Juga karena perpecahan itu, event kejurnas sprint rally dan speed rally hingga pertengahan tahun belum ada tanda-tanda akan bergulir.
Harus diakui, IMI itu organisasi besar dan dicintai. Makanya sampai menimbulkan tensi yang tinggi dan itu wajar saja. Tetapi kalau kemudian sampai terjadi embrio perpecahan seperti ini, itu yang tidak dikehendaki stake holder IMI di Indonesia.
“Makanya, apapun hasil putusan Baori nanti, saya berharap segera ada pertemuan untuk rekonsiliasi. Tidak ada yang diuntungkan dengan kasus ini, karena masing-masing punya massa. Tidak perlu dilanjutkan dengan Munas IMI ulang misalnya. Damai itu indah,” tegas pria yang kini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Jiwa Bali ini.
Semoga. (Teks budi santen)