mobilinanews (Sepang) - Tiga pebalap Indonesia sukses melakukan tes resmi FIA Formula 4 South East Asia Championship di sirkuit Sepang International Malaysia, 29-30 Juni 2016.
Ukuran sukses tentu dilihat dari progress pada tes yang akhirnya diikuti 14 pebalap muda dari Malaysia, Indonesia, Singapura, India, Thailand, Taiwan serta Selandia Baru itu.
Kezia Santoso misalnya, saking nervousnya hingga pebalab satu-satunya wanita itu serasa masuk angin dan mau nangis. Pasalnya, ia merasa ketinggalan dengan pebalap lain saat hendak menjalankan mobil formula 2.000 cc bermesin Renault itu.
Dihidupkan beberapa kali beberapa kali pula mesin mobilnya mati seperti mau meloncat ketika mau jalan. Problem penyesuaian peranti balap yang di mobil formula panelnya banyak di kemudi dibanding di gokart yang banya di kaki itu jadi salah satu kendala.
Guna memecahkan masalah itu, Yongliek Santoso, sang ayah mencoba Kezia ikut mengamati cara membawa mobil bertransmisi manual. Mobil Toyota van yang dipakai tim Indonesia bolak balik hotel dan sirkuit dikendarai Yusuf mekanik Malaysia menyetiri Kezia sebagai navigator muter-muter areal parkir sirkuit Sepang international.
Hasilnya, Kezia bisa lebih baik pada sesi pertama latihan pertama Rabu (29/6). Selanjutnya di hari kedua sudah lebih lancar lagi. Karena dasarnya mental Kezia sudah terbentuk dan tak mengalami kendala harus berlomba dengan pebalap cowok. Tes selama 2 hari itu setiap harinya melaksanakan 4 sesi.
Ternyata momentum menjalankan mobil yang akhirnya mati itu tidak hanya dialami Kezia tetapi juga pebalap lain yang kebanyakan memang baru naik dari gokart. Hal itu mobilinanews saksikan sendiri yang meliput acara test resmi F4 SEA itu.
Untuk mengatasi handicap yang dialami Kezia, sampai Jakarta akan dipaksa untuk memperlancar mengendara mobil utamanya yang bertransmisi manual.
Lain lagi Keanon Santoso, sesama pebalap tim TKM Racing. Adik Kezia ini tampak begitu antusias. Namun sempat pula mengalami rasa sedikit kecewa. "Saya pikir top speednya sampai 200 km/jam. Ternyata hanya 150 km/jam," ujar Keanon. Diketahui ternyata untuk sesi test memang masih disetting standar.
Satu pebalap lagi yakni Presley Martono tampak lebih tenang. Pasalnya dia telah beberapa kali mengikuti tes F4 di Eropa. "Bedanya dengan di sini mesin 2.000 cc tidak pakai turbo. Di Eropa mesinnya 1.600 cc memakai turbo," ujar pebalap DT Racing itu.
Panasnya sesi tes ditambah cuaca yang panas pun sempat melahirkan insiden antara Presley dengan Eric Louis pebalap Malaysia keturunan India. Merasa ditutup, Presley sempat menyamperi dan mengomeli meja Eric. Di kesempatan lain, ganti Eric yang menggebrak meja Presley. Namun tidak sampai lanjut.
Semua pebalap mengalami progress waktu yang menjanjikan. Kezia yang sempat tertatih tatih di awal tes mencetak waktu terbaik 2 menit 20 detik. Kemudian Presley dengan 2 menit 12 detik.
Lalu bagaimana dengan Keanon? Putra kedua pasangan Yongliek Santoso dan Menik Indah Susanti yang ikut mendampingi selama tes di Sepang itu terus memperpendek catatan waktunya.
Pada hari pertama sesi pertama Keanon mencetak 2 menit 45 detik laly diperbaiki menjadi 2 menit 24 detik serta ditutup dengan 2 menit 19 detik. Pada tes hari kedua pelajar kelas 1 SMA Global Sevilla Pulomas Jakarta Timur itu mempertajam menjadi 2 menit 15 detik.
"Kalau Keanon aku yakin, sekali lagi latihan bisa masuk timenya," ungkap Yongliek.
Harus terus latihan secara sistematis dan konsisten. Apalagi 3 pebalap Indonesia ini belum terbiasa berlomba di trek panjang. Tak ada salahnya di waktu senggang bisa menjajal atau ikutan balap turing di sirkuit Sentul Internasional. (budi santen)
Keanon Santoso, antusias dan sangat exciting naik kelas single seater