mobilinanews (Serpong) – Ada peristiwa bersejarah di sela berlangsungnya event speed offroad Indonesia Open Championship seri 2 di Paramount Land, Gading Serpong, Tangerang, Minggu (7/8).
Yakni bertemunya Sadikin Aksa dan Prasetyo Edi Marsudi, dua kandidat ketum IMI Pada Munas IMI 2015 lalu. Pertemuan berlangsung cair di hospitality Haji Sam, offroader asal Batulicin, Kalimantan Selatan sekaligus bertindak sebagai mediator.
“Bung Pras 86 yang membuka pembicaraan dengan menyapa lebih dulu Ikin (sapaan Sadikin Aksa). Bahwa Pras tidak ada persoalan dengan Ikin. Dia hanya mempersoalkan pelanggaran AD/ART di Munas lalu. Dan sekarang sudah diselesaikan melalui BAORI. Suasana pertemuan cair dan banyak ketawa-ketawa sih,” tutur Rifat Sungkar yang berada dalam pertemuan yang digambarkan penuh canda itu.
Pras86 sendiri menyatakan bahwa dia mencintai IMI. “Bukan pecinta yang mau ngerusakin organisasi yang sebesar ini,” ujar Pras, offroader senior dan Ketua DPRD DKI Jakarta ini.
Lebih lanjut Pras menambahkan. “Harus kita hargai tokoh-tokoh yang sudah membesarkan IMI. Bukan tokoh yang mau hidup di dalam IMI. Itu harus cepat kita sikapi karena IMI organisasi yang sudah besar,” lanjut Pras yang tidak merasa pongah setelah gugatan Pengprov IMI pendukungnya dikabulkan BAORI dan merekomendasikan Munas IMI ulang.
Komentar Pras itu membuat Rifat salut. “Ternyata dia nggak obsesi dan menggebu untuk menjadi ketum meski gugatan dikabulkan BAORI. Dia lebih ingin menyelamatkan IMI. Udah fight ternyata bukan buat obsesi tapi maunya ikut nyelametin organisasinya,” ungkap Rifat offroader papan atas Indonesia.
Rifat menambahkan, bahwa Pras 86 ingin agar IMI kembali ke AD/ART dan restrukturisasi organisasi dengan orang-orang yang memang care sama IMI. “Jarang loh kita punya orang kayak dia,” puji Rifat lagi.
Lalu bagaimana bentuk konkrit penyelesaian konflik IMI? Itu yang masih harus ditunggu. Pasalnya, baik Pras, Haji Sam maupun Rifat harus kembali konsentrasi untuk mengikuti offroad. Tapi adanya pertemuan Ikin dan Pras, penyelesaian kemelut IMI mendekati titik terang.
Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. (budsan)