mobilinanews (Bogor) - Ban itu dibuat berpasang-pasangan. Bukan lelaki-perempuan, Bro! Pasangannya itu depan dan belakang. Keduanya harus sejiwa. Cieee...! Pokoknya, kalau Brader dan Sister salah memasangkan mereka, akiibatnya bisa berbahaya.
Seperti diungkap H. Riza, pemakaian ban depan-belakang yang bukan pasangannya bisa akibatkan stabilitas motor terganggu. Dan mungkin menyebabkan kecelakaan. “Karena tugas keduanya saling melengkapi. Yang depan mengarahkan, yang belakang menyalurkan tenaga mesin,” papar Marketing Division Head PT. Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), produsen ban bermerk FDR dan Federal itu.
Tuh kan…, tugas karet hitam bundar bukan sekadar untuk menggelinding, Bro dan Sist! Makanya, pabrikan motor sampai merekomendasikan pemilihan tipe ban di stiker keterangan ban di motor. Supaya berpasangan.
Lebih lanjut, Jimmy Handoyo, kolega H. Riza di FDR yang menjelaskan tugasnya masing-masing. Jimmy memaparkan bahwa macam tugas ban depan dan belakang sama-sama .Yaitu, sama-sama sebagai pengatur jalannya motor. Ban juga jadi bantalan atau peredam kejut di jalan yang tidak rata. Lalu, ban berfungsi sebagai penahan beban pengendara dan bawaan. Dan, berfungsi sebagai pembantu aksi pengereman. Terakhir, jadi pencengkram aspal alias traksi, sebagai penerus tenaga ke jalan.
Pembedanya adalah persentase terhadap fungsi itu, karena posisinya. Jelasnya lihat tabel di samping aja, ya Brader dan Sister. Kata Jimmy, berdasarkan tugasnya masing-masing, maka tiap pola atau pattern groove, jadi berkait dengan profil ban. “Ini satu kesatuan. Pattern menggambarkan seri yang sama. Pattern juga mewakili profil, konstruksi, dan material yang sama,” jelas Jimmy lagi.
Nah, yang paling berhubungan dengan keselamatan adalah peran ban dalam mengatur arah motor. “Dalam urusan pengatur arah motor, ban depan punya tugas utama. Ban belakang juga berperan sebagai membantu mengatur arah motor. Ban belakang yang menjaga kestabilan pengaturan arah motor,” tegas Jimmy.
Berdasarkan teori tadi, keamanan dan kenyamanan mengendarai kuda besi jadi berkurang jika tidak menggunakan ban yang berpasangan. Karena, ban yang berbeda patternnya, pasti beda juga karakternya,” pungkas Jimmy.
Untuk memudahkan konsumen mengetahui pasangan ban yang dipakainya, pabrikan ban membuat pola kembangan yang mirip untuk ban depan dan belakang. Atau, jika polanya tidak terlalu mirip kita bisa mencirikan dari penamaannya.
So, kalau ganti ban tidak sekaligus depan-belakang, pastikan yang dibeli adalah pasangannya. Sandal aja diciptakan berpasangan, ban juga, lah! (Aries Susanto)