mobilinanews (Phillip Island) – Pencapaian duet Movistar Yamaha dengan Marc Marquez pada QTT GP Australia bagai bumi dan langit. Dari semua faktor yang mungkin sebabkan perbedaan itu, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo kompak salahkan ban yang disuplai Michelin. Padahal, dengan sistem single tyre supplier, 20 joki kelas MotoGP pakai ban yang sama. Kenapa hasilnya beda?
Sebelum bicara penyebab hasil yang dicapai berbeda, kita lihat dulu performa Michelin sebagai penyuplai ban tunggal MotoGP 2016. Ini tahun pertama mereka, setelah Dorna dan FIM memutus kontrak dengan Bridgestone akhir 2015. Indikasi prestasi Michelin bisa dilihat dari catatan waktu terbaik di tiap sirkuit. Dan, sepanjang 16 seri yang sudah dijalani, belum sekalipun rider MotoGP 2016 pecahkan rekor best-lap di 16 sirkuit itu.
“Itu petunjuk ada penurunan kualitas ban yang dipakai. Sebab, konstruktor pasti perbaiki motornya. Tak hanya mesin lebih bertenaga, kencang. Sasis dibuat lebih seimbang di semua tipe tikungan, atau trek lurus,” urai Jimmy Handoyo. Ia kepala departemen technical service & development, PT. Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), produsen ban FDR yang pernah jadi suplier ban tunggal di kejurnas balap motor.
Lebih jauh, Jimmy mencontohkan, ketika pabrikan motor di Indonesia memesan ban untuk produk baru mereka pada pabrikan karet hitam bundar. “Ini bukti, setiap motor, punya karakter berbeda. Dan itu, agar semua potensinya bisa tersalurkan dengan maksimal, perlu didukung ban yang sesuai dengan kebutuhannya,” jelas Jimmy.
Nah, mulai terbayang, kan, problemnya? Performa Michelin di YZR-M1 tidak sebagus ketika dipasang di RC213V. Gimana dengan Suzuki, atau Ducati? Sama aja! Tidak semaksimal saat dipasang di Honda!
Seperti penjelasan Jimmy, bahwa karakter motor menuntut ban tertentu agar performanya optimal. Kalau motornya sama, kenapa nggak samain aja ban yang dipakai, biar finish bareng?! “Karakter mesin, digabung karakter sasis dan riding style pembalapnya, hasilnya sangat berpengaruh dengan ban yang dipakai,” tegasnya.
Jadi, mustahil tiap pembalap mencontek penggunaan ban pembalap lain, apalagi dari pabrikan lain. Karena itu artinya dia harus mengubah mesin, sasis, dan gaya balap seperti pembalap yang diconteknya, agar dapat hasil yang sama maksimal.
Lalu kenapa Rossi dan Lorenzo masih bisa juara seri musim ini? “Itu berkait dengan karakter sirkuitnya. Bisa jadi, karakter Yamaha dan ban yang dipakainya pas dengan sirkuitnya,” tutup Jimmy.
So, nggak usah dibahas lagi, ya…, kenapa Rossi dan Lorenzo banyak merengek soal Michelin yang dianggap kurang mendukung performa seluruh peserta MotoGP. Iini jelas bukan tahunnya Yamaha bersama Michelin. Kecuali Yamaha mau mengubah M1 menjadi seperti RC213V. (Aries Susanto)