mobilinanews (Sentul - Bogor) – Kegaduhan akibat demo besar-besaran 4 November kemarin, nyaris merembet ke Sentul. Pemicunya, tabrakan antara A. M. Fadli (Kawasaki KYT Manual Tech) dengan Gerry Salim (Astra Honda Racing Team) di race 1 seri V Kejurnas Supersport. Tapi, Ibnu Sambodo menyebut itu tak ada kaitan dengan perebutan gelar juara nasional kelas 600cc.
Insiden terjadi satu lap menjelang finish. Persisnya di tikungan `S Kecil` sirkuit Sentul. Menurut A. M. Fadli, di chicane kecil itu, Gerry yang sedang bertarung dengannya memperebutkan posisi kedua, agak melebar saat masuk ke kanan. “Gerry melebar. Saya lihat itu peluang menyalip. Tapi, pas sudah di dalam tikungan, karena itu chicane, jalur balap Gerry dan saya jadi ketemu,” urai Fadli.
Sudah ketahuan kejadian berikutnya. Fadli dan Gerry nyungsep. Gerry masih lanjutkan lomba, sedang Fadli gagal meneruskan lomba. “Setang saya patah,” bilang Fadli yang jadi tandem H. A. Yudhistira.
Kejadian itu sempat membakar kubu Honda. Meski tidak sampai meledak. Karena ada selentingan di pit tim Astra Honda Racing Team (AHRT), Fadli sengaja menabrak Gerry. Tujuannya, agar Gerry tidak dapat poin, di race pertama. Dan, kalau memungkinkan, Gerry tidak bisa melanjutkan lomba race kedua. Sehingga, Yudhistira bisa juara nasional lagi.
Isu tak wangi ini langsung dijawab Ibnu Sambodo selaku manajer tim Kawasaki. “Nggak mungkin karena team order! Itu bukan tabiat kami. Fadli juga terlalu muda untuk mikir tindakan nggak terpuji seperti itu. Dia baru 16 tahun! Lagipula, bodoh sekali Fadli, kalau mau menjatuhkan lawannya, tapi justru dia yang nggak bisa lanjut balap. Apalagi setangnya sampai patah,” tegas Ibnu seusai lomba.
Satu lagi alasan Ibnu. “Kalau yang mengerti aturan kejurnas ini, tidak akan berani menuduh keji begitu. Karena, sejak awal kami sudah tau, bahwa kami tidak akan bisa jadi juara nasional lagi. Karena kami absen di seri I yang wajib. Tanpa ikut seri I, tidak bisa jadi juara umum. Silakan tanyakan panitianya!” lanjut Ibnu.
Yudhistira pun ikut berkomentar. “Saya tau siapa yang bicara itu. Saya kenal dia. Tapi Gerry lebih bermental juara. Gerry tenang aja kok. Dan dia nggak marah. Karena memang itu kejadian murni kecelakaan. Namanya juga pembalap lagi bersaing. Kalau ada peluang, pasti mau nyalip lah,” bilang pembalap asal Kalimantan Selatan itu.
Gerry juga tidak banyak komentari kejadian itu. “Nggak papa, kok. Saya memang sedang tidak maksimal. Karena saya hanya menjaga poin supaya tetap finish, untuk juara nasional,” ujarnya singkat.
Hasil lomba race 1 lengkapnya, Yudhistira juara. Podium kedua milik Irfan Ardiansyah (AHRT). Finish ketiga adalah Reza Danica Ahrens (AHRT). Disusul Yoichi (Chunetsu Racing Team). Finish terakhir, alias kelima, Terakhir Gerry Salim.
Dengan tambahan 11 poin, pundi Gerry jadi 192. Disusul Yudhistira dengan 160 poin. Gerry tetap juara nasional Supersport 2016, kok! “Selamat buat Gerry, dan tim Astra Honda,” tutup Ibnu Sambodo.
Itu baru juara! (Aries Susanto)