mobilinanews
Home »

MotoGP 2024 Jepang: Misteri Michelin di Tengah Rivalitas Francesco Bagnaia dan Jorge Martin

Rabu, 02/10/2024 21:08 WIB
MotoGP 2024 Jepang: Misteri Michelin di Tengah Rivalitas Francesco Bagnaia dan Jorge Martin
Jorge Martin versus Francesco Bagnaia, adu keberuntungan dengan spek baru ban Michelin. (Foto: ist)

mobilinanews (Jepang) - Ketatnya persaingan Francesco Bagnaia (Lenovo Ducati) dan Jorge Martin (Pramac Ducati) musim 2024 tak lagi semata ditentukan oleh skill dan kecepatan motor masing-masing. Juga ditentukan oleh pabrikan ban Prancis, Michelin.

Sepanjang musim 2024 ini dalam 15 seri sampai GP Indonesia, Bagnaia sudah 6 kali DNF dan Martin 5 kali. Beberapa diantaranya karena performa atau efek dari ban yang dipasok Michelin. Setidaknya menurut mereka.

Terakhir Bagnaia alami kecelakaan 'aneh' di Misano. Tiba-tiba saja motornya selip dan jatuh. Hal sama dialami Martin saat sprint test GP Indonesia di Mandalika.

Dibilang aneh karena keduanya merasa tak ada yang salah dari sisi mereka. Tetap pada racing line yang sama, juga dengan kecepatan yang sama dengan lap sebelumnya.

Semakin aneh lagi karena data dan analisa pihak Michelin pun tak melihat ada yang salah dalam peristiwa itu.

Belum diketahui kenapa itu terjadi. Apakah sesuatu yang terkait dengan lintasan, karena motor, ban atau pembalapnya. Pihak Michelin mengaku baru  bisa telaah lebih mendalam jika sudah dapatkan data lengkap dari Ducati.

Bagnaia dan Martin menyebut roda depannya kehilangan daya cengkeram dalam peristiwa tersebut. Sama sekali tak tahu apa sebabnya. Jelang GP Jepang di Motegi pekan ini, hal itu tetap misteri.

Yang pasti, Michelin memang perkenalkan spek baru ban belakang untuk musim 2024. Gripnya lebih kuat, stabil di tikungan, dan mendukung akselerasi motor. Karena itu rata-rata kecepatan meningkat di semua sirkuit tahun ini.

Beberapa di antaranya malah memunculkan rekor kecepatan baru, termasuk di Sirkuit Mandalika. Saat sama, semakin kencang motor maka resiko pun semakin besar. Terlebih karena dorongan ban belakang tidak selaras dengan ban depan yang masih gunakan spek lama. Ini yang menurut Bagnaia menjadi sebab mengapa beberapa kasus kecelakaan terjadi akibat ban depan yang kehilangan daya cengkeram. Itu baru menurutnya karena belum ada analisa lengkap dari Michelin apakah peningkatan dorongan  ban belakang itu berpengaruh negatif pada kendurnya kinerja ban depan.

"Bisa jadi kejuaraan dunia tahun ini ditentukan oleh siapa yang paling sedikit  berbuat kesalahan," canda Bagnaia.

Faktanya memang demikian. Sebagian besar kecelakaan tunggal tahun ini disebabkan selipnya roda depan. Itu akibat kesalahan, baik saat menentukan jenis kompon dan kombinasi ban saat race, durasi pemanasan, sampai pada kemampuan pembalap menjaga konsistensi kinerja bannya sepanjang balapan. 

Bahasan soal performa ban ini bisa panjang karena fakta berbeda terjadi pada Enea Bastianini yang juga menunggang Desmosedici GP24 seperti Bagnaia dan Martin.  Rekan setim Bagnaia itu justru semakin kencang pada lap-lap akhir balapan. Dan, ia belum alami kecelakaan aneh yang menimpa Bagnaia dan Martin dengan roda depannya.

Lantaran belum ada analisa detil dari Michelin maka ke GP Jepang ini para pembalap yang  bersaing di jalur perebutan gelar itu hanya bisa gunakan feeling masing-masih saja untuk memperlakukan ban masing-masing, baik di zona pengereman maupun akselerasi. 

"Saya tak ingin menyalahkan siapa-siapa. Bisa jadi saya terlalu percaya diri saat kejadian itu," kata Martin soal jatuhnya di sesi sprint Mandalika meski berharap ada penelitian lebih lanjut dari Michelin.

Usai seri Mandalika, Martin kini memimpin klasemen dengan keunggulan 21 poin atas Bagnaia. Selisih ini pasti berubah di Motegi, dan bisa jadi faktor penentunya adalah kinerja ban.

Seperti kata Bagnaia, itu ditentukan pleh siapa yang membuat kesalahan. (rn)

 

 

 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
vps.indonews.id