mobilinanews (Sentul) – Meski gagal naik podium karena finish di urutan 6 kelas Minirok, namun Daffa AB tetap semangat dan tidak bersedih. Pasalnya, masih bisa mengalahkan Aditya Wibowo pada final Kejurnas Rok Cup Indonesia di sirkuit Sentul gokart, Bogor, Minggu (22/1) lalu.
Padahal, adik kandung pebalap mobil Rio SB ini berhasil mencetak waktu menjanjikan pada 4 sesi latihan bebas pada Sabtu (21/1). Pada salah satu sesi latihan itu, Daffa mengukir waktu tercepat ke-1 di antara seluruh pegokart. Maka tim P-Five Motorsport optimis Daffa sangat berpeluang naik podium.
Saat kualifikasi, siswa kelas 4 SD Green Montessory Duren Tiga Jakarta Selatan ini bahkan menempati posisi kedua. Namun di Heat, Daffa yang sempat senggolan dengan pegokart lain, melintir dan gokartnya sempat berhenti.
Akibatnya, di Prefinal, Daffa harus start di urutan paling belakang dari 13 pegokart. Tentu ini perjuangan yang tidak mudah. Namun dengan semangat kuat untuk menang, satu demi satu pegokart diovertaking hingga berhasil finish posisi 6.
Di babak final, runner up kejurnas Cadet Rok 2016 ini kurang beruntung. Saat di tikungan pertama selepas start, Daffa disalip 2 pegokart dari sebelah kanan. Maka itu, ia yang tampak makin agresif cara bawa gokartnya, berusaha satu demi satu ‘mengambil’ pegokart di depannya.
Hingga akhirnya berhasil mendekati Aditya Wibowo yang menempati posisi 6. Dengan rival utamanya saat di kelas Cadet Rok itu, keduanya saling mendahului. Dan akhirnya berhasil di depan Adit pada lap 14. Namun sisa 2 lap lagi tidak cukup untuk mengejar Rassya Fawas yang cukup jauh untuk merebut posisi 5.
“Daffa sudah berusaha maksimal. Dan sudah bagus sejak free practice hingga kualifikasi. Kalau kemudian belum berhasil naik podium, itu karena kehendak Allah SWT. Agar ke depan harus lebih baik lagi,” ujar Irjen Purn. Anang Boedihardjo, sang ayah.
Tidak mudah bagi Daffa pada debut di kelas Minirok karena usianya yang telah 9 tahun mewajibkan naik kelas. Namun dari hasil latihan selama 2 bulan terakhir menunjukkan kemajuan dan mampu bersaing dengan para pegokart yang telah lebih dulu berkiprah di Minirok.
Yang menjadi pertanyaan Anang adalah soal penetapan pegokart yang naik kelas apakah masih bisa dimasukkan kelas Rising Star atau tidak. “Sebaiknya transparan, ada parameter yang jelas dan bisa diketahui semua pegokart. Karena saya bingung ketika menjelaskan kepada Daffa,” ungkap Anang.
Ade Satyaningtyas dari Eshark Motorsport selaku penyelenggara menjelaskan bahwa penetapan pegokart berhak ikut Rising Star atau tidak itu berdasarkan prestasi di kelas sebelumnya. “Kami ngeliat dari prestasi dan kemampuannya. Dan kami punya catatannya kok,” sebut Ade.
Ayo, berlatih lebih keras lagi Daffa. Seri 2 Kejurnas Gokart bulan Februari loh. (budi santen)