mobilinanews (Surabaya) – Empat cabang olahraga IMI akan diperlombakan di PON Papua 2020 yakni balap motor, motocross, grasstrack dan gymkhana (slalom). Kabar ini menggembirakan bagi IMI Jawa Timur, namun juga membuatnya bingung.
Loh, kenapa bisa begitu?
“Sangat baik dong, dari hanya balap motor menjadi ada motocross, grasstrack dan slalom. Tapi juga berat karena akan menambah biaya untuk atlet yang pasti bertambah banyak, apalagi tempatnya jauh di Papua,” ungkap Bambang “Kapten” Haribowo kepada mobilinanews.
Maka itu, Bambang Kapten pun mengapungkan tanda tanya besar. Apalah Konida akan memberikan anggaran sebanyak kelas yang dilombakan, ini yang belum bisa diketahui.
“Senangnya karena kesempatan dapat medali lebih terbuka. Tapi biaya untuk berangkat ke Papua ini yang bikin mumet (sakit kepala). Kalau dulu biaya Rp 100 juta bisa berangkatkan 4 pembalap, sekarang biasa segitu gimana membaginya?,” tanya Bambang Kapten.
Lalu, dia membuat ilustrasi saat balap motor PON di Jawa Barat, 2 tahun lalu, masih bisa ditempuh dengan jalan darat. “Mbambung-mbambung dikit masih oke. Kalau ke Papua, biaya satu orang sama dengan umroh. Masalahnya, KONI membiayai dasarnya raihan medali PON sebelumya,” ungkapnya.
Lalu, dari mana untuk mengatasi masalah biaya ini?
“Yang harus bertanggung jawab yang mengusulkan kelas tambahan itu : slalom, grasstrack dan motocross. Justru malah merepotkan, dikita gampang minta biaya KONI. Duwi’e mbahe ta (uang kakeknya apa)?,” curcol Bambang Kapten. (budsan)