mobilinanews (Jakarta) - Kalau ditanya apakah yang paling berkesan pada balapan ISSOM tahun ini kepada Adwitya Amandio, jawabannya tentu berhasil menjadi juara umum balap mobil dengan mobil drift.
Maksudnya? Ya, mungkin Dio –sapaan akrabnya—menjadi satu – satunya pembalap yang memakai mobil Nissan Silvia yang biasa dipakai drift untuk balap mobil di kelas JSTC (Japan Super Touring Car Championship).
“Saya mencoba melakukan improve terus terhadap mobil. Dan Puji Tuhan, akhirnya bisa menjadi juara umum, meski saya akui masih belum bisa maksimal,” ujar Dio.
Yang dimaksud tentu karena bobot mobil produksi Jepang tersebut tetap di atas 1 ton. Kendati berbagai upaya untuk mengurangi beban tersebut telah dilakukan dengan mengganti beberapa part dengan bahan yang lebih ringan.
Menariknya, untuk urusan membangun mobil balap ini, dilakukan sendiri melalui @55_fiftyfiveracing for car built miliknya.
Ya, salah satu ujung tombak ABM Racing Team ini memang telah merintis usaha car built sejak beberapa tahun terakhir.
Toh, kalau ditanya moment balap mana yang paling berkesan tahun ini, Anda akan mendapat jawaban yang agak mengagetkan. “D1GP comeback top10,” sambar Dio. Itu adalah event drift internasional yang diikutinya tahun ini.
Sebaliknya, yang mengecewakan pemuda pendiam ini adalah miss round 1 D1GP Cina di Beijing karena mobilnya bermasalah.
Untuk urusan balap, di mata Dio, drifting tetap yang utama. Bahkan oleh ABM Motorsport, dia akan diproyeksikan ke Formula Drift Japan.
”Tahun depan, mungkin gak turun di balap lokal. Yah, kalau benar-benar kosong mungkin baru bisa,” pungkas Dio. (Hilary).