mobilinanews (San Marino) - Umur 26 tahun dan pengalaman 6,5 tahun di blantika MotoGP membuat Marc Marquez kini semakin dewasa. Tak lagi gaspol sesukanya mencari kemenangan.
Ia sudah bisa menahan diri untuk tidak memforsir kemenangan jika harus mengambil resiko. Yang penting tambahan poin di akhir balapan.
Pastinya, pendekatan seperti itu yang akan dilakukan Marquez di GP San Marino yang dihelat akhir pekan ini. Ia sadar kekuatan Yamaha sejak tes Misano dua pekan lalu yang tidak terkalahkan.
"Terlebih Fabio (Quartararo) dan Maverick (Vinales). Mereka sangat kuat di sini," kata Marquez.
Tapi, juara dunia bertahan itu tak perlu gundah. Mereka bukan pesaing Marquez dalam perebutan gelar 2019. Yang harus ia jaga hanyalah Andrea Dovizioso (Ducati) selaku pembalap yang di atas kertas masih bisa merecokinya di klasemen kejuaraan dunia.
Saat ini Marquez kokoh di klasemen dengan total poin 250. Unggul 78 poin atas Dovi.
Alex Rins (Suzuki) dan Danilo Petrucci (Ducati) yang berada di urutan 3 dan 4 sama sekali bukan ancaman buat Marquez, apalagi anak-anak Yamaha.
"Seperti biasa, target adalah menang. Tapi, sejak dua tahun lalu saya makin sadar akan pentingnya memenej poin. Saya tak akan bertindak konyol dan gila-gilaan memaksakan kemenangan. Kejuaraan dunia lebih penting dari kemenangan di satu seri," katanya.
Artinya, sepanjang Dovi bukan pesaingnya secara langsung dalam sebuah balapan maka yang jadi target utamanya adalah poin. Tak masalah gagal jadi juara sepanjang ia finish di depan Dovi.
Meski Dovi adalah juara San Marino tahun lalu, tapi tahun ini sepertinya ia akan kesulitan dengan Desmosedici GP19-nya. Dalam dua sesi awal GP San Marino, ia hanya tercepat ke-8.
"Saya menduga ia belum fit 100% usai kecelakaan di Silverstone (GP Inggris)," kata Marquez.
Jika Dovi benar masih bermasalah pada raceday 15 September esok nanti maka itu adalah keuntungan tersendiri buat Marquez. Jarak poin di klasemen pembalap bakal semakin jauh.
Serial MotoGP masih tersisa 7 balapan musim ini. Dengan keunggulan 78 poin pada saat ini maka yang dibutuhkan Marquez hanyalah minimal mempertahankan selisih itu hingga usai GP Jepang, kandang Honda sendiri, pada 20 Oktober mendatang.
Itu artinya ia sudah genggam trofi 2019 meski masih ada tiga seri terakhir di Australia, Malaysia dan Valencia.
Ia tetap juara dunia meski tidur-tiduran saja di tiga seri itu. (rnp)