mobilinanews (Swiss) - FIA sebagai induk organisasi motorsport dunia mulai memantau serius virus Corona yang mewabah di daratan China. Ini terkait dengan penyelenggaran balap F1 GP China di Shanghai pada 17-19 April 2019.
Dalam rilis terbarunya, FIA bekerjasama dengan pihak terkait dan para anggotanya akan terus mengikuti perkembangan wabah tersebut dan segera mengambil tindakan yang diperlukan.
"Pengawasan ini dipimpin langsung oleh FIA Medical Commission President, Professor Gerard Saillant. Kami ingin menjaga keselamatan masyarakat, khususnya komunitas motorsport global," bunyi pernyataan FIA seperti ditulis laman skysports.com.
FIA tak secara tegas menyebut pembatalan GP China sebagai langkah terbaik jika epidemi Corona masih meluas. Tapi, potensi tindakan demikian sangat memungkinkan. Di China sendiri berbagai event olahraga batal dilangsungkan sesuai jadwal. Tak hanya local event seperti liga sepakbola nasional, tapi juga beberapa ajang internasional.
The World Athletics Indoor Championships di Nanjing, misalnya, terpaksa diundur penyelenggaraannya ke Maret 2021. Ajang motorsport Rally China yang harusnya berlangsung Februari ini juga dibatalkan.
Satu lagi ajang balap internasional di China juga terancam batal, yakni Formula E di Kota Sanya pada 21 Maret 2020. Di Shanghai sendiri tercatat sudah ada 66 kasus Coronavirus dengan seorang korban meninggal dan dua lainnya dalam kondisi kritis.
Dalam kalender F1 2020, GP China dapat slot seri keempat setelah GP Vietnam pada 3-5 April. Jika GP China gagal dihelat maka kompetisi F1 akan libur sebulan usai GP Vietnam karena seri ke-5 di Belanda dijadwal pada 1-3 Mei.
Dr Sergio Brusin, spesialis senior di The European Centre for Disease Prevention and Control Stockholm, mengaku pesimistis GP China bisa berlangsung sesuai jadwal.
"Wabah terus menyebar. Ini bukan sesuatu yang bisa menghilang dalam waktu seminggu. Sulit memprediksi apa yang akan terjadi dari sekarang hingga April. Saya ragu tiket F1 di kantong saya akan bisa digunakan," katanya kepada The Guardian. (rnp)