THE 8th Sarawak International Jamboree: Dibanjiri Peserta Mancanegara, Offroader Dipersilakan Pilih Rute

Senin, 06/10/2025 20:44 WIB
Rulin purba


Jejeran 187 mobil pacuan peserta The 8th Sarawak International Jamboree 2026. (Foto: abree)
Jejeran 187 mobil pacuan peserta The 8th Sarawak International Jamboree 2026. (Foto: abree)

mobilinanews (Malaysia) - Sebanyak 187 kendaraan 4x4 dengan 450 offroader dari berbagai negara meramaikan gelaran offroad The 8th Sarawak International Jamboree pada 16-20 September lalu.

Selain peserta dari Indonesia, event ini juga dimeriahkan ofroader dari  Hongaria, Mesir, China, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam dan Malaysia selaku tuan rumah. Ini adalah event tahunan dan sudah 8 kali dihelat Sakta 4x4 selaku penyelenggara.

Indonesia diwakili oleh Reza 'Echa'  Hariputra dan Abree Fergie yang turun  menggunakan Mitsubishi Triton. Mereka satu tim dengan pasangan Malaysia, Rudy Michael dan Philip Giman, dalam Ketam Garage Smart Offroading Team.

Event tersebut memang berlangsung bulan lalu. Tapi, atmosfernya masih terus terbayang dan berkesan buat Echa yang tak hanya aktif sebagai offroader tetapi juga penggerak berbagai event offroad.

Putra kesayangan Hari Sanusi, offroader senior Indonesia yang juga salah satu founder IOF, itu terkesan dengan profesionalisme panitia menyusun rangkaian acara. Juga terkesan oleh membludaknya peserta dari berbagai negara.

Banjir peserta, katanya, bisa jadi karena konsep penyelenggaraan yang berbeda.

Untuk edisi tahun ini panitia menyediakan 3 rute penjelajahan yang berbeda, dengan tingkat kesulitan yang juga berbeda. Dengan begitu peserta bisa memilih rute yang disesuaikan dengan kemampuan diri maupun spek mobil masing-masing. Pilihan itu dibagi dengan katagori A (ekstrem),  B (adventure) dan C (glampling).

"Peserta trek A berada di dalam hutan selama 4 hari melewati medan offroad berat dan basecamp-nya pun merupakan flying camp. Peserta trek B lebih santai karena masih berjumpa pemukiman dan bisa bermalam di rumah panjang yang merupakan rumah tradisional Sarawak, sedangkan peserta trek C dimanjakan oleh pemandangan basecamp yang berada di tepi sungai yang jernih," jelas Anthony Aloh sebagai Event Director sebagaimana diceritakan Echa kepada mobilinanews.com.

Echa dan timnya turun di katagori A.

"Trek ini memiliki tingkat kesulitan cukup berat dan treknya sangat teknikal. Tidak bisa hanya mengandalkan power kendaraan. Banyak kendaraan mengalami kerusakan atau terbalik. Teknik recovery yang baik sangat diperlukan untuk melintasi jenis trek seperti ini," imbuhnya.

Sekilas perjalanan selama 4 hari di medan offroad di trek A, menurut Echa, tidak jauh beda dengan kondisi medan offroad di Indonesia. Hutan gelap, lumpur dalam, sungai, cerukan V, turunan licin hingga tanjakan menghadap langit menjadi warna sepanjang perjalanan.

"Hanya hamparan vegetasinya yang membedakan dengan kondisi medan offroad di Indonesia. Ya, hampir sepanjang perjalanan peserta ditemani kelebatan khas hutan tropis dengan jejeran pepohonan super besar dan tinggi."

8th Sarawak International 4x4 Jamboree telah berakhir dengan sukses. Hutan pun kembali hening. Buat Echa dan Abree, hanya kenangan indah dan kebersamaan dari para peserta lintas negara yang tertinggal. Sembari berangan-angan Indonesia pun nanti bisa menggelar konsep offroad seperti itu dan bisa lebih spektakular lagi.

"Tahun depan event ini akan kembali digelar dan rencananya akan diselenggarakan di daerah Bintulu. Semoga semakin banyak offroader dari Indonesia yang bergabung," harap Echa yang pastinya juga jadi harapan Ketua Sakta 4×4  Jirram Gima.

Ayuklah, berangkat! Sampai berjumpa di The 9th Sarawak International 4x4 Jamboree 2026. (r)

 

Tag

Terpopuler

Terkini