mobilinanews (Jakarta) - Mungkin tidak banyak peserta Speed Offroad dari kalangan wanita. Maklum saja, balapan yang satu ini sangat kental dengan genre maskulin, dan tergolong olahraga "kotor" karena lumpur dan tanah sudah pasti jadi teman.
Namun tidak bagi Liana Saputri yang merupakan salah satu offroader andalan dari tim Jhonlin Racing Team (JRT). Mungkin ada beberapa peserta wanita yang turut memeriahkan kompetisi Kejurnas Speed Offroad, akan tetapi Liana bisa dikatakan offroader wanita yang paling konsisten dan juga paling garang di lintasan.
Memulai kiprahnya di kejuaraan Speed Offroad pada tahun 2013 silam dengan kendaraan UTV Polaris dan berlaga di kelas C2.2. Tak butuh waktu lama, putri dari big boss JRT H. Samsudin ini terus menunjukkan progres dan semakin menemukan passionnya menaklukkan berbagai macam karakter trek.
Ditemani navigator senior Widyaztama, Liana pun makin perkasa mengendarai mobil Tubular bermesin bermesin EVO8 Turbo 4 cylinder. Pesona Liana dengan mobil Tubular kekar nan lincah membuatnya mendapat julukan "Wonder Woman" di Speed Offroad karena memang Liana menjadi satu-satunya wanita yang menggeber monster Tubular di ajang IXSOR. Tahun ini, Liana pun tak terbendung untuk merajai kelas bergengsi G5.1 yang diisi peserta senior dengan mesin 4 silinder ke atas.
Tim redaksi mobilinanews berkesempatan melakukan wawacara eksklusif dengan Liana Saputri sebelum ia berangkat kembali ke Beverly hills Amerika Serikat untuk kuliah. Berikut kutipan wawancara mobilinanews dengan Liana:
Q: Kapan dan kenapa tertarik ikut balapan speed offroad?
A: “Tertarik ikut balap speed offroad itu karena liat Papah dan Jhoni. Mulai ikut balap tahun 2013, waktu itu seri 1 di Lampung. Waktu pertama balap aku nggak ada mobil karena emang awalnya gak boleh sama papah, mungkin karena aku cewe kali yaa. Inget banget aku sampe maksa dan pake ngambek sama Papah biar dibolehin balap. Tanpa persiapan apa-apa, Papah minjem mobil temennya dan pas banget warnanya pink, cewe banget. Lucunya pertama kali balap saat itu juga ngerasain yang namanya kebalik. Hehe”
Q: Sebagai salah satu peserta wanita, apa motivasi Liana?
A: “Motivasi aku sebagai ssalah satu peserta wanita sih harus terus try my best and never give up. Always look up to my dad and brother because they are a better racer than me. Selalu belajar dan latihan terus supaya become a better racer for every race”.
Q: Bagaimana rasanya berkompetisi dengan para pembalap senior seperti Rifat Sungkar, TB Adhi, Ijeck, dan bahkan dengan sang ayah, H.Sam?
A: “Rasanya senang dan tertantang. Senang karena dengan ngeliat mereka cara bawa mobilnya aja tuh aku udah bisa belajar dari situ jadi senenglah pokoknya. Tertantang dan seru banget merasa lebih baik aja kalo bisa berkompetisi sama para senior.”
Q: Kapan pertama kali podium?
A: “Aku lupa kapan pertama kali podium. Tapi podium yang paling berkesan buat aku waktu itu tahun 2016 seri 4 di BSD. Untuk pertama kalinya tuh aku dapet juara 1 dengan mobil baru. Aku waktu itu dari kelas G1 yang mobilnya masih Polaris ke G5 yang mobilnya EVO8. Saat itu aku bawa mobil itu untuk pertama kalinya, sebelunya belum pernah megang EVO tapi aku sama mobilnya langsung ngerasa nyaman. Rada kaget juga waktu itu karena aku nggak latihan juga baru mutusin pake mobil EVO itu 3 hari sebelum balapan jadi surprised banget dapet juara 1.”
Q: Dapat julukan Wonder Woman di speed offroad. Apa komentar Liana?
A: “To be honest aku baru tau kalo dikasih julukan “Wonder Woman”. Udah pastinya seneng ya, karena kan wonder women itu tokoh wanita yang hebat teruskan ada filmnya juga tuh. Jadi dapet julukan “Wonder Woman” udah pasti seneng banget!”
Q: Apa cita-cita Liana saat ini?
A:” Cita-cita dari kecil sih aku selalu berubah-ubah. Kalau ekarang sih pengen jadi business women yang sukses dan jadi pembalap yang hebat.” (adri)
Aksi garang Liana di lintasan Speed Offroad