mobilinanews (Malaysia) - Seperti bertemu kekasih lama dan CLBK. Begitulah pengandaian Jorge Lorenzo saat kembali bertemu dan menggeber Yamaha YZR-M1 setelah `putus` 3 tahun. Optimisme pun ia apungkan.
Come back Lorenzo ke kubu Yamaha, yang ia `pacari` 9 tahun dengan hasil 3 gelar juara dunia MotoGP, disikapi dengan nada melankolis.
"Seperti bertemu cinta pertama, seketika jatuh cinta lagi," katanya saat kali pertama dipertemukan dengan M1 bernomor 99 di Sirkuit Sepang, Malaysia, kemarin.
Hari ini, Selasa (4/2-2020), ia menunggangi kekasih lamanya dalam 46 laps. Perasaannya bahagia. Cinta lama bersemi kembali alias CLBK. Berpisah tiga tahun membuatnya semakin paham arti kata rindu.
"Itu terasa jadi waktu yang sangat lama," ucapnya.
Ia mengaku sedikit gugup kala menaiki motornya. Ya, persis saat seseorang bertemu kembali mantannya. Ia bertanya-tanya apakah berbagai kelebihannya dulu sudah berubah dalam tiga tahun ini? Apakah masih menyimpan sejumlah kelebihan yang ia miliki di masa lalu?
Ternyata pujaan hatinya masih seperti dulu.
"Masih mudah dikendarai. Dengan mesin yang lembut dan tidak terlalu menguras fisik pengendaranya. Masih ideal dengan gaya balapku," imbuhnya.
Itu bisa diartikan kalau Lorenzo tak akan butuh lama untuk beradaptasi dengan M1 kembali. Proses adaptasi itulah yang jadi salah satu kendalanya saat pindah ke Ducati pada 2017 maupun ke Honda pada 2019. Susah menyesuaikan motor itu dengan riding style-nya.
"Tiga bulan tak naik motor, dan 3 tahun tak naik Yamaha. Membuat saya harus memulainya dengan perlahan, tapi pada kesempatan berikutnya bisa memperbaiki catatan waktu."
Pada akhirnya Lorenzo menilai M1 masih menyimpan beberapa kelebihan seperti dulu. Bahwa masih ada kekurangan, katanya, berdasarkan analisa sementara masih bisa ditingkatkan di kesempatan berikutnya.
"Saya senang. Performa motor masih sangat kompetitif. Dengan team work yang hebat dalam tim ini, saya yakin bisa sama-sama meningkatkannya lebih baik lagi."
Hanya 46 laps Lorenzo melakoni CLBK-nya. Tapi, pastinya, ia sudah mengumpulkan banyak data untuk diolah dan dibahas bersama rider regular Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Rossi sendiri sebelumnya mengaku senang dengan kedatangan rival bebuyutannya itu sebagai tester. Ia salah satu yang mendorong manajemen Yamaha untuk mengambil tester yang tak hanya bisa mengembangi kecepatan pembalap tetap.
Tapi, juga mampu mengolah dan menganalisa data teknis untuk pengembangan. Menurutnya, semua itu ada pada Lorenzo. (rnp)