Ternyata Mubazir, Ini Alasan Kenapa Motor Harian Tak Butuh Bensin Ber RON Tinggi

Kamis, 16/10/2025 16:15 WIB
Ade Nugroho


Ternyata Mubazir Ini Alasan Kenapa Motor Harian Tak Butuh Bensin Ber RON Tinggi
Ternyata Mubazir Ini Alasan Kenapa Motor Harian Tak Butuh Bensin Ber RON Tinggi

Mobilinanews (Jakarta) - Banyak pengendara berpikir bahwa semakin tinggi angka RON (Research Octane Number) pada bahan bakar, maka semakin baik pula performa mesin. Tidak heran jika beberapa orang rela membayar lebih demi mengisi bensin beroktan tinggi seperti RON 95 atau 98, meski motor mereka hanya digunakan untuk aktivitas harian.

Namun, faktanya tidak semua mesin butuh bensin ber-RON tinggi. Jika digunakan tanpa alasan teknis yang tepat, justru bisa jadi pemborosan alias mubazir.

Apa Itu RON dan Mengapa Penting?

RON (Research Octane Number) menunjukkan kemampuan bahan bakar menahan gejala knocking, yaitu ledakan dini di ruang bakar sebelum busi memercikkan api.
Semakin tinggi RON, semakin besar pula ketahanannya terhadap knocking — dan ini dibutuhkan oleh mesin dengan kompresi tinggi.

Tapi, untuk motor dengan kompresi rendah seperti motor harian, bensin RON tinggi tidak memberi manfaat tambahan. Mesin tidak bisa “memanfaatkan” keunggulan itu karena tidak dirancang untuk bekerja pada tekanan setinggi itu.

1. Mesin Standar Tak Butuh Bensin Ber-RON Tinggi

Mayoritas motor harian di Indonesia punya rasio kompresi 9:1 hingga 10:1, yang sudah ideal menggunakan bensin RON 90–92, seperti Pertalite atau Pertamax.

Jika kamu memaksa mengisi bensin RON 95 ke atas, proses pembakaran tetap sama saja. Tidak ada peningkatan tenaga signifikan, bahkan kadang mesin terasa sedikit “kurang responsif.”
Itu karena bensin beroktan tinggi membutuhkan tekanan lebih besar untuk terbakar sempurna. Jadi, kalau tekanan mesinmu rendah, pembakaran malah bisa jadi kurang optimal.

Singkatnya, motor standar tidak akan lebih kencang hanya karena diisi bensin lebih mahal.

2. Biaya Isi Bensin Lebih Mahal, Hasilnya Nihil

Harga bensin ber-RON tinggi bisa lebih mahal Rp2.000–Rp5.000 per liter dibanding bensin reguler.
Padahal, performa dan efisiensi bahan bakar tidak berubah signifikan di motor kompresi rendah.

Kalau motor digunakan setiap hari, selisih biaya ini akan terasa di akhir bulan. Kamu jadi membayar lebih untuk efek yang tidak benar-benar dibutuhkan oleh mesin.
Dalam jangka panjang, ini sama saja seperti “membuang uang demi prestise semu.”

3. Risiko Baru Jika Motor Jarang Digunakan

Bensin RON tinggi biasanya mengandung aditif pembersih dan formula penguapan lebih lambat.
Masalahnya, kalau motor jarang dipakai, bahan bakar ini bisa mengendap di tangki dan meninggalkan residu pada saluran bahan bakar atau injektor.

Akibatnya, aliran bahan bakar jadi tidak lancar, mesin terasa berat, dan tarikan gas menurun.
Alih-alih membuat mesin lebih awet, justru kamu bisa mengalami penurunan performa karena bensin yang tak sesuai kebutuhan.

 

Tag

Terpopuler

Terkini