mobilinanews (Inggris) - Pemecatan Christian Horner tak akan menyelesaikan masalah di Red Bull Racing. Begitu komentar singkat Max Verstappen saat mantan bosnya terusir setelah 20 tahun sukses memimpin tim elit balap F1 itu.
Verstappen, pemegang 4 gelar juara dunia F1 bersama RBR benar adanya. Masalah di tim RBR belum tampak tanda-tanda teratasi. Sudah mustahil RBR mengejar gelar juara konstruktor tahun ini karena sudah sangat jauh dengan poin milik McLaren.
Di jalur perebutan gelar juara dunia pembalap, Verstappen hanya menunggu mukjizat untuk meraih gelar tahun ini. Belum lagi persiapan ke musim 2026 dengan regulasi baru di F1.
Kini beban RBR pun bertambah besar. Horner dikabarkan menuntut pesangon sebesar 110 juta poundsterling. Kalau ditukar rupiah dengan kurs saat ini jumlahnya lebih dari RP 2,4 triliun.
Tak lain karena ia masih terikat kontrak hingga akhir musim 2030. Dan, ia sendiri tak diberitahu alasan pemecatan.
Angka raksasa itu dihitung berdasarkan gaji Horner di RBR sebesar 20 juta poundsterling per tahun dengan beban tugas sebagai CEO sekaligus Team Principal RBR. Ia juga jadi pemimpin proyek Red Bull Powertrains, yakni proyek RBR untuk membangun mesin sendiri (kerjasama dengan Ford) mulai musim 2026 dan karena hal ini pula yang membuat mereka pisah dengan pabrikan Honda pada akhir tahun ini.
Sisa masa kerja 5,5 tahun sampai akhir 2030, kemudian dikalikan gaji per tahunnya, maka keluarlah angka 110 juta poundsterling itu.
Ini bisa menjadi masalah panjang buat RBR. Tentu saja akan berdampak pada persiapan ke musim 2026.
Horner adalah pemimpin pertama RBR setelah tim Austria itu.mengambil alih tim Jaguar pada 2025. Saat usianya baru 31 tahun.
Dalam masa kerja 20 tahun itu ia sukses meraih 6 gelar juara dunia konstruktor dan 8 gelar pembalap. Masing-masingn4 trifi lewat Sebastian Vettel dan Verstappen. (r)